Badan Pusat Statikstik (BPS) mencatat, volume impor minyak mentah Indonesia sebesar 1,58 juta ton dengan nilai US$ 754,9 juta pada Maret 2021. Jumlah itu melonjak 204,2% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 519,4 ribu ton atau senilai US$ 222,1 juta.
Lonjakan signifikan impor minyak mentah juga pernah terjadi pada Juli 2020 lalu. Ketika itu, Indonesia mendatangkan minyak mentah sebesar 991,1 ribu ton dengan nilai US$ 246 juta, lebih tinggi 384,3% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 205,2 ribu ton dengan nilai US$ 36 juta.
Peningkatan impor terjadi lantaran Indonesia masih kekurangan pasokan minyak mentah sekitar 28 ribu barel per hari (bph) . Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus mengatakan, produksi minyak mentah masih sebesar 677 ribu bph atau 96% dari targetnya yang mencapai 705 ribu bph.
(Baca: Penerimaan Negara dari Minyak Bumi Anjlok pada 2020)
Adapun, 41% impor minyak mentah ke Indonesia datang dari Arab Saudi pada 2020. Posisi kedua ditempati Nigeria karena 29,4% impor minyak mentah Indonesia berasal dari negara tersebut.
Kontribusi impor minyak mentah dari Australia dan Aljazair masing-masing sebesar 14,2% dan 5%. Selain itu, Indonesia memiliki alternatif pasokan minyak mentah dari Iran, Amerika, dan Rusia.