Pengeluaran untuk kecantikan di Kota Kediri menunjukkan pergerakan yang fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2024, pengeluaran mencapai Rp48.103 per kapita per bulan. Angka ini sedikit turun sebesar 2,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan pengeluaran masyarakat secara keseluruhan, alokasi untuk kecantikan ini masih tergolong kecil. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp309.667. Pengeluaran untuk kecantikan hanya mencakup sekitar 15,5 persen dari total tersebut. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan jadi mencapai Rp303.435, jauh lebih tinggi dari alokasi untuk kecantikan.
(Baca: Statistik Penduduk Beragama Protestan di Jawa Tengah 2015-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk kecantikan di Kota Kediri sempat mengalami pertumbuhan signifikan pada 2021, mencapai 40,1 persen. Namun, setelah itu terjadi penurunan pada 2022 sebesar 25,1 persen. Meskipun sempat ada kenaikan pada 2023 sebesar 9,8 persen, namun pada 2024 kembali mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa minat dan kemampuan masyarakat untuk berbelanja produk kecantikan tidak stabil, dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan sosial.
Pengeluaran masyarakat Kota Kediri secara umum menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan meningkat menjadi Rp1.044.739 pada 2024. Namun, pertumbuhan ini tidak serta merta berdampak positif pada pengeluaran untuk kecantikan.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Timur, Kota Kediri berada di peringkat ke-12 dalam hal pengeluaran untuk kecantikan pada 2024. Kota Surabaya menempati peringkat pertama dengan pengeluaran Rp82.861, diikuti oleh Kota Batu dan Kota Probolinggo. Secara nasional, Kota Kediri berada di peringkat ke-105.
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, pertumbuhan pengeluaran bukan makanan Kota Kediri dibandingkan kabupaten/kota lain di Jawa Timur, Kota Surabaya mencatatkan nilai tertinggi dengan Rp1.541.006 dan pertumbuhan 34 persen. Kota Malang mencatatkan pengeluaran Rp1.216.228, dengan pertumbuhan hanya 4,5 persen. Kota Madiun mencatatkan pengeluaran Rp1.192.091 dengan pertumbuhan 15,3 persen. Kabupaten Sidoarjo mencatatkan pengeluaran Rp1.077.404 dengan pertumbuhan 14,7 persen. Kota Batu mencatatkan pengeluaran Rp968.150 dengan pertumbuhan 28,9 persen.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Angkutan Laut Periode 2013-2024)
Rata-rata pengeluaran untuk kecantikan dalam tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah Rp47.323. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir (2018-2022) yang hanya Rp42.730. Ini menunjukkan bahwa meskipun fluktuatif, minat masyarakat terhadap produk kecantikan tetap ada. Pengeluaran tertinggi tercatat pada 2021, mencapai Rp59.769.
Kota Surabaya
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, pada tahun 2024, Kota Surabaya mencatat pengeluaran untuk makanan sebesar Rp1.061.445, menunjukkan peningkatan sebesar 29,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran untuk bukan makanan mencapai Rp1.541.006, dengan pertumbuhan sebesar 34 persen. Kota ini menduduki peringkat pertama di Jawa Timur untuk kedua kategori pengeluaran, menandakan tingginya daya beli dan konsumsi masyarakat.
Kota Malang
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, Kota Malang menunjukkan angka yang signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, mencapai Rp1.216.228 pada tahun 2024. Namun, pertumbuhan pengeluaran ini hanya sebesar 4,5 persen, lebih rendah dibandingkan kota-kota lain di Jawa Timur. Pengeluaran untuk makanan di Kota Malang mencapai Rp738.690, menempatkannya di peringkat ke-10 se-Jawa Timur.
Kota Madiun
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, pada tahun 2024, Kota Madiun mencatat pengeluaran bukan makanan sebesar Rp1.192.091, dengan pertumbuhan sebesar 15,3 persen. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp851.602, menempatkannya di peringkat ke-5 di Jawa Timur. Kota ini menunjukkan keseimbangan antara pengeluaran untuk kebutuhan dasar dan kebutuhan lainnya.
Kabupaten Sidoarjo
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, Kabupaten Sidoarjo menunjukkan pertumbuhan yang stabil dalam pengeluaran. Pada tahun 2024, pengeluaran bukan makanan mencapai Rp1.077.404, dengan pertumbuhan sebesar 14,7 persen. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp881.851, menempatkannya di peringkat ke-4 di Jawa Timur. Kabupaten ini menunjukkan pertumbuhan yang seimbang dalam berbagai sektor konsumsi masyarakat.