BUMN Karya adalah sebutan untuk badan usaha milik negara yang bergerak di bidang konstruksi.
Saat ini ada empat perusahaan induk BUMN Karya yang berstatus emiten, yaitu PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
BUMN Karya yang meraih laba terbesar sampai akhir kuartal III 2023 adalah PTPP.
Selama Januari-September 2023, PTPP membukukan laba bersih (yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk) senilai Rp239,7 miliar, meroket 70% dibanding Januari-September tahun lalu (year-on-year/yoy).
Dalam periode sama, laba bersih ADHI melonjak 11,9% (yoy) menjadi Rp23,5 miliar.
(Baca: Waskita Karya Masih Dipercaya Pemerintah, Meski Rugi Rp2 Triliun per Semester I 2023)
Di sisi lain, pada Januari-September 2023 WSKT mencetak kerugian bersih (yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk) Rp2,8 triliun.
Angka itu terjungkir dibanding Januari-September tahun lalu, di mana WSKT sempat membukukan laba bersih Rp425 juta.
Kemudian pada Januari-September 2023 rugi bersih WIKA mencapai Rp5,8 triliun, paling besar di antara perusahaan induk emiten BUMN Karya.
Kerugian WIKA tersebut membengkak sekitar 209 kali lipat dibanding rugi Januari-September tahun lalu, yang nilainya Rp27,9 miliar.
Adapun BUMN Karya itu masing-masingnya memiliki utang besar, dengan nominal hingga puluhan triliun rupiah.
WSKT memiliki utang paling banyak, dengan proporsi utang 87,1% dari total asetnya per 30 September 2023.
Sementara proporsi utang WIKA terhadap total asetnya mencapai 83,5%, proporsi utang PTPP 74,5%, dan ADHI 77,2%.
(Baca: Ini BUMN Karya dengan Utang Terbesar per Kuartal III 2023)