Meningkatnya ketidakpastian global seiring buntunya penyelesaian perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok telah menekan pergerakan rupiah. Ditambah lagi dengan memburuknya defisit neraca perdagangan Indonesia membuat rupiah melemah mendekati Rp 14.500 per dolar AS.
Meskipun mengalami depresiasi terhadap dolar AS, pelemahan rupiah tidak seburuk seperti beberapa mata uang negara pasar berkembang. Nilai tukar rupiah hingga 15 Mei 2019 melemah 0,49% ke Rp 14.463/dolar AS sepanjang tahun ini (ytd) dalam mata uang dolar Amerika.
Beberapa mata uang negara pasar berkembang mengalami apresiasi terhadap dolar AS. Seperti rubel (Rusia) menguat 7,53%, bath (Thailand) naik 2,98% dan peso (Filipina) terapresiasi 0,44% terhadap dolar AS. Sedangkan won (Korea Selatan), lira (Turki) dan peso (Argentina) masing-masing melemah 6,12%, 12,62%, serta 16,22% terhadap dolar AS.