Bank Tabungan Negara (BTN) mencetak laba bersih Rp800,9 miliar pada kuartal I 2023, meningkat 3,42% dibanding kuartal I tahun lalu (year-on-year/yoy).
Namun, dalam periode sama, pendapatan bunga dan bagi hasil bersih BTN turun 12,43% (yoy) menjadi Rp3,08 triliun.
Turunnya pendapatan itu diimbangi dengan penyusutan beban operasional. Pada kuartal I 2023 total beban operasional BTN Rp2,06 triliun, berkurang dibanding kuartal I tahun lalu yang mencapai Rp2,32 triliun.
Total aset BTN hingga akhir Maret 2023 tercatat tumbuh 9,25% (yoy) menjadi Rp401,5 triliun, dan penyaluran kreditnya tumbuh 8,16% (yoy) menjadi sekitar Rp300 triliun.
(Baca: Kredit Rumah Laris, Laba BTN Melonjak pada 2022)
Penyaluran kredit BTN masih didominasi kredit pemilikan rumah (KPR), yang nilainya mencapai Rp264,57 triliun per kuartal I 2023.
Mayoritas kredit tersebut berupa KPR subsidi dengan nilai Rp148,65 triliun dan tingkat pertumbuhan 10,90% (yoy).
Adapun penyaluran KPR non-subsidi BTN mencapai Rp88,81 triliun, dengan tingkat pertumbuhan 5,37% (yoy).
Sampai akhir kuartal I 2023 perolehan dana pihak ketiga (DPK) BTN mencapai Rp319,60 triliun, naik 10,01% (yoy) dibanding kuartal I tahun lalu.
Sekitar separuh dari total DPK BTN merupakan dana murah atau current account saving account (CASA) dengan nilai Rp166,80 triliun.
(Baca: Ini Bank BUMN dengan Aset Terbesar pada 2022)