Menurut data Bank Dunia, pada awal kuartal III atau Juli 2024 rata-rata harga nikel kadar minimal 99,8% di London Metal Exchange (LME) mencapai US$16.335 per ton.
Harganya melemah 6,6% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month), serta turun 22,6% dibanding Juli tahun lalu (year-on-year).
(Baca: Mayoritas EV China Pakai Baterai LFP, Eropa dan AS Baterai Nikel)
Adapun Bank Dunia memproyeksikan rata-rata harga nikel sepanjang tahun ini berada di kisaran US$17.000 per ton.
Proyeksi tersebut turun 21% dibanding rata-rata harga tahun 2023 yang mencapai US$21.521 per ton, serta menjadi rekor terendah sejak 2021.
Menurut Bank Dunia, turunnya harga nikel salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan pasokan.
"Produksi nikel global diperkirakan meningkat pada 2024, meskipun ada beberapa tambang yang ditutup sebagai respons terhadap penurunan harga nikel terus-menerus, yang harganya sudah turun hampir 40 persen sejak 2022," kata Bank Dunia dalam laporan Commodity Markets Outlook edisi April 2024.
"Peningkatan produksi nikel sebagian besar berasal dari Indonesia, serta mencerminkan lonjakan investasi smelter yang mayoritas berasal dari China," lanjutnya.
(Baca: Emisi Baterai Nikel Lebih Tinggi dari Baterai LFP)