PT Bank Jago Tbk membukukan pendapatan bersih Rp1,35 triliun pada 2022, melonjak 129% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Namun, pada 2022 laba bersih emiten berkode ARTO ini turun 81% (yoy) menjadi Rp15,9 miliar, tergerus beban operasional bersih yang membengkak 131% (yoy) hingga mencapai Rp1,34 triliun.
Kendati labanya turun drastis, ARTO mengklaim kinerja banknya secara umum terus bertumbuh.
Dana pihak ketiga yang dihimpun Bank Jago dilaporkan meningkat 125% (yoy) menjadi Rp8,27 triliun. Penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago juga naik 76% (yoy) menjadi Rp9,43 triliun sampai akhir 2022.
"Untuk bertumbuh secara cepat dan solid, kami percaya kolaborasi adalah cara yang paling efektif," kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar dalam siaran persnya, Jumat (17/3/2023).
"Sepanjang tahun lalu Bank Jago melakukan inovasi dan kolaborasi baru, seperti peluncuran Aplikasi Jago Syariah dan integrasi Aplikasi Jago dengan aplikasi untuk mitra usaha GoFood, yaitu GoBiz," lanjut Kharim.
"Tahun ini kami akan terus berinovasi, memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada, serta memperluas kolaborasi dengan ekosistem yang baru agar kami dapat menawarkan life-centric digital financial solution kepada lebih banyak orang," katanya lagi.
Adapun tahun ini Bank Jago kembali masuk indeks LQ45 untuk periode Februari-Juli 2023. LQ45 adalah daftar 45 emiten yang dipilih Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan kriteria tertentu, seperti memiliki kapitalisasi pasar besar serta likuiditas tinggi.
(Baca: Ini Saham Bank LQ45 Paling Bersinar Tahun 2022)