Mata uang Korea Selatan, won paling digdaya dibandingkan dengan mata Asia lainnya sepanjang triwulan pertama 2017. Data Bloomberg mencatat bahwa sepanjang tiga bulan pertama 2017 won Korea terapresiasi 7,69 persen ke level 1.119,76 per dolar Amerika Serikat (AS), hingga puku 9:14 WIB. Kemudian diikuti dolar Taiwan menguat 6,4 persen ke level 30,38 per dolar AS dan rupe India juga terapresiasi 4,63 persen menjadi 64,92 per dolar AS.
Sementara nilai tukar rupiah sepanjang triwulan I 2017 hanya menguat tipis 1,13 persen menjadi Rp 13.322 per dolar AS. Terus turunnya kinerja ekspor yang berimbas terhadap pasokan dolar AS serta banyaknya kebutuhan dolar AS menjelang akhir triwulan pertama membuat apresiasi rupiah cenderung terbatas. Hal ini yang membuat penguatan rupiah tertinggal dari mata uang regional lainnya.
Pasca kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed) naik 25 basis poin menjadi 1 persen pada 15 Maret 2017, dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang dunia. Kondisi ini dimanfaatkan oleh mata uang Asia untuk menguat terhadap mata Negeri Paman Sam. Sepanjang tiga bulan pertama, indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama telah melemah 1,6 persen ke level 100,58 (hingga pukul 11:08 WIB).