Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor nonmigas Indonesia mencapai US$22 miliar pada Agustus 2023. Nilai tersebut naik 5,35% (month-to-month/mom) dibandingkan Juli 2023 yang sebesar US$20,68 miliar.
Berdasarkan komoditasnya, lemak dan minyak hewan atau nabati jadi penopang terbesar ekspor nonmigas RI yang berkontribusi sebesar US$2,92 miliar pada Agustus 2023. Nilai ekspor komoditas ini tercatat tumbuh 7,56% (mom) dari bulan sebelumnya.
Kedua terbesar adalah bahan bakar mineral yang nilai ekspornya mencapai US$2,88 miliar. Komoditas ini mengalami penyusutan nilai ekspor sebesar 8,42% secara bulanan.
Ketiga diisi oleh bijih logam, terak, dan abu yang berkontribusi senilai US$1,14 miliar. Komoditas ini membukukan pertumbuhan paling besar dari komoditas lainnya, yaitu mencapai 223,5%.
Keempat, komoditas pakaian dan aksesorinya (rajutan) dengan nilai ekspor sebesar US$533 juta, atau tumbuh 46,16%.
Kelima disusul oleh nikel dan barang daripadanya yang memiliki nilai ekspor sebesar US$502 juta. Komoditas ini alami penyusutan hingga 13,63% dari bulan lalu.
Meskipun secara bulanan nilai ekspor nonmigas mengami peningkatan, namun secara kumulatif pada periode Januari-Agustus 2023, nilainya justru diproyeksikan turun 12,27%
BPS mencatat, pada Januari-Agustus 2022 nilai ekspor nonmigas nasional mencapai US$171,52 milliar. Lalu turun menjadi US$161,13 miliar pada periode yang sama tahun ini.
(Baca juga: Pasar Ekspor Indonesia Melemah Semester I 2023, Kecuali Tiongkok)