Lembaga keuangan internasional Morgan Stanley meningkatkan pembobotan pasar saham Indonesia dengan pandangan overweight untuk 2019. Hal ini mampu memulihkan kepercayaan investor asing kembali berinvestasi di pasar finansial domestik. Nilai tukar rupiah ikut menguat hingga di bawah Rp 15 ribu/dolar Amerika Serikat (AS). Alhasil, kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara (SBN) pada 6 November 2018 bertambah 5,09 triliun menjadi Rp 869,4 triliun dibanding posisi akhir Oktober.
Jumlah kepemilikan investor asing terdiri atas Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 847,52 triliun dan di Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp 21,88 triliun. Adapun porsi kepemilikan asing di SBN pada 6 November 2018 mencapai 37,01% (korporasi, bank sentral dan pemerintah negara lain) dari total SBN senilai Rp 2.349,14 triliun. Persentase tersebut naik tipis dari posisi akhir bulan lalu sebesar 36,93% dari total. Menurut jenis investornya, 31,43% surat utang pemerintah yang dimiliki oleh perbankan, termasuk Bank Indonesia. Sementara yang dimiliki oleh investor non-bank mencapai 68,57%, termasuk investor asing.
Kepemilikan asing di SBN mengalami tren kenaikan sejak Juni 2018, tapi porsinya belum mengalami peningkatan dan masih sekitar 37% dari total surat utang pemerintah yang dapat diperdagangkan. Ketidakpastian global dampak dari kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuannya membuat investor asing keluar dari pasar finansial domestik dan mengalihkan portofolionya dalam mata uang dolar yang dianggap lebih aman. Ini yang membuat kepemilikan asing di SBN sempat mencapai level terendahnya Rp 830 triliun pada akhir semester pertama tahun ini.