Imbal hasil (Yield) obligasi pemerintah (Surat Utang Negara/SUN) mengalami tren kenaikan sejak awal tahun. Masih adanya peluang bagi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuannya hingga tiga kali sampai akhir tahun memunculkan ketidakpastian di pasar finansial global.
Berdasarkan data Bloomberg, Yield SUN acuan untuk tenor 10 tahun pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup di level 7,376%, naik 106 basis poin (bps) dari posisi 29 Desember 2017 di posisi 6,319%. Bahkan di transaksi awal pekan ini, imbal hasil obligasi pemerintah telah berada di 7,457%. Demikian pula yield SUN untuk tenor 5 tahun naik 117 bps menjadi 7,028% dari posisi akhir tahun lalu di 5,863% dan pada perdagangan hari ini kembali bergerak naik ke level 7,044%. Naiknya imbal hasil SUN membuat biaya pembiayaan APBN yang bersumber dari obligasi pemerintah akan mengalami peningkatan.
Naiknya imbal hasil SUN membuat indeks obligasi komposit IBPA hingga akhir pekan lalu telah menyusut 2,33% ke level 237,32 dari posisi akhir Desember 2017. Untuk indeks total keuntunyan obligasi pemerintah turun 2,71% ke posisi 258,96. Sedangkan indeks total keuntunyan obligasi korporasi masih mencatat kenaikan 0,1% ke level 253,3.