Sinyal kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserved) semakin menguat menjelang sidang Pertemuan Dewan Gubernur (FMOC) yang di jadwalkan pada 20-21 September 2016 mendatang. Pada 26 Agustus 2016, Ketua Dewan Gubernur The Fed, Janet Yallen dalam pidatonya di konferensi tahunan kebijakan moneter The Fed memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunga acuan yang saat ini berada di level 0,5 persen.
Suku bunga The Fed merupakan acuan dan kiblat bagi para manajer pengelola dana untuk menentukan arah investasi seluruh dunia, baik di bursa saham, komoditas maupun pasar uang. Naiknya suku bunga The Fed secara teori akan menguatkan mata uang dolar Amerika (USD) yang dipakai sebagai alat tukar di seluruh dunia. Dampaknya dapat menyebabkan mata uang dunia melemah, dan tidak terkecuali dengan rupiah.
Dibawah kepemimpinan Janet Yallen, The Fed telah mengakhiri era suku bunga rendah mendekati nol persen sepanjang tujuh tahun yang dipertahankan oleh pendaulunya Ben S. Bernanke. Dalam sidang FOMC pada 16 Desember 2015, Yallen menaikkan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 0,5 persen. Kenaikan ini adalah yang pertama kali sejak pertengahan 2006.