Berdasarkan data yang dihimpun Statista, polusi udara di ibu kota China, yaitu Beijing, turun dalam sedekade terakhir.
Pada 2013 rata-rata kadar polutan particulate matter ukuran 2,5 mikron (PM2.5) di udara Beijing mencapai 101,6 mikrogram per meter kubik (µg/m3).
Setelah itu kadarnya berangsur-angsur turun hingga menjadi 39 µg/m3 pada 2023.
Jika dilihat berdasarkan kriteria kualitas udara dari IQ Air, udara Beijing sudah berubah dari yang awalnya tidak sehat bagi kelompok sensitif (2013) menjadi baik (2023).
Berikut rincian kualitas udara berdasarkan kadar PM2.5 dari IQ Air:
- Baik: 0—50 µg/m3
- Sedang : 51—100 µg/m3
- Tidak sehat bagi kelompok sensitif: 101—150 µg/m3
- Tidak sehat: 151—200 µg/m3
- Sangat tidak sehat : 201—300 µg/m3
- Berbahaya: >300 µg/m3
Menurut Statista, dalam beberapa tahun terakhir pemerintah China telah menerapkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan kualitas udara di wilayahnya.
Salah satunya adalah sistem undian pelat nomor untuk membatasi pertumbuhan kendaraan pribadi. Warga di sana tidak bisa membeli kendaraan sebelum mendapat pelat nomor yang diterbitkan pemerintah daerah.
Pemerintah setempat juga membatasi konsumsi batu bara di Beijing dengan menutup sejumlah lokasi industri.
"Upaya Beijing untuk meningkatkan kualitas udara juga sangat dipuji oleh PBB sebagai model yang sukses untuk kota-kota lain," tulis Statista dalam laporannya, Senin (12/2/2024).
Kendati demikian, upaya peningkatan kualitas udara di Beijing ini menuai kritik lantaran banyak pabrik yang dipindahkan ke provinsi di sekitarnya.
(Baca: Kematian Akibat Polutan PM2.5 di Indonesia Cenderung Naik sejak 1990)