Pengeluaran untuk kecantikan di Kabupaten Morowali Utara mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran mencapai Rp38.053 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 14,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp306.253, pengeluaran untuk kecantikan masih tergolong kecil. Namun, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk perawatan sebesar Rp111.935, terlihat bahwa minat masyarakat terhadap produk kecantikan cukup tinggi. Terlebih lagi, angka ini lebih besar dari pengeluaran untuk sabun mandi yang tercatat sebesar Rp76.002.
(Baca: Angka Partisipasi Murni Periode 2013-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk kecantikan di Kabupaten Morowali Utara cenderung fluktuatif. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp14.304, kemudian melonjak 56% menjadi Rp22.309 pada tahun 2019. Sempat mengalami sedikit penurunan turun 0,7% pada tahun 2020, pengeluaran kembali naik tajam sebesar 50,6% pada tahun 2021, mencapai Rp33.381. Pada tahun 2022 dan 2023, pertumbuhan sedikit melambat dengan angka 1,5% dan -1,9%. Meskipun demikian, tahun 2024 menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.
Berdasarkan data perbandingan, Kabupaten Morowali Utara berada di peringkat ke-3 untuk pengeluaran kecantikan tertinggi di antara kabupaten/kota se-Sulawesi Tengah pada tahun 2024. Peringkat ini berada di bawah Kota Palu dan Kabupaten Morowali. Secara nasional, Kabupaten Morowali Utara berada di peringkat ke-186.
Di antara kabupaten/kota lain di Sulawesi Tengah, Kota Palu mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk kecantikan pada tahun 2024, yaitu sebesar Rp55.601 dengan pertumbuhan 24,7%. Kabupaten Morowali berada di peringkat kedua dengan pengeluaran Rp49.996 dan pertumbuhan 16,6%. Kabupaten Banggai mencatatkan pengeluaran sebesar Rp35.452 dengan pertumbuhan 19,8%, sementara Kabupaten Poso mencatatkan pengeluaran Rp33.269 dengan pertumbuhan 5,5%.
BPS mencatat, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kabupaten Morowali Utara pada tahun 2024 adalah Rp872.138, tumbuh 32,6% dari tahun sebelumnya. Untuk pengeluaran bukan makanan mencapai Rp698.860, naik 8,3%. Pertumbuhan pengeluaran untuk makanan lebih tinggi dibandingkan bukan makanan, mengindikasikan prioritas konsumsi masyarakat pada kebutuhan pokok.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Republik Persatuan Tanzania 2015 - 2024)
Dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023), pengeluaran kecantikan tahun 2024 menunjukkan peningkatan yang positif. Rata-rata pengeluaran selama periode tersebut adalah Rp33.500, sedangkan pada tahun 2024 mencapai Rp38.053. Hal ini menandakan adanya peningkatan kesadaran atau kemampuan masyarakat untuk mengalokasikan dana lebih banyak untuk perawatan diri dan kecantikan.
Kabupaten Morowali
Pada tahun 2024, Kabupaten Morowali mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, mencapai 50.2% dengan nilai Rp1.028.923. Sementara pengeluaran untuk makanan tumbuh 27.6% menjadi Rp979.693. Kabupaten ini menduduki peringkat pertama di Sulawesi Tengah dalam hal pengeluaran makanan dan bukan makanan, mengindikasikan tingkat konsumsi dan kesejahteraan yang relatif tinggi dibandingkan kabupaten lain di provinsi tersebut. Pertumbuhan pesat pada sektor non-makanan menunjukkan peningkatan daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan selain makanan pokok.
Kota Palu
Sebagai ibu kota provinsi, Kota Palu menunjukkan angka yang stabil dalam pengeluaran, dengan pertumbuhan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar 15% menjadi Rp960.675 pada tahun 2024. Untuk makanan, tumbuh 15.4% menjadi Rp707.941. Meskipun pertumbuhan ini positif, namun lebih rendah dibandingkan beberapa kabupaten lain, menempatkan Kota Palu di peringkat kedua setelah Kabupaten Morowali dalam total pengeluaran per kapita di Sulawesi Tengah. Stabilitas ini mencerminkan pola konsumsi yang mapan dan beragam di wilayah perkotaan.
Kabupaten Poso
Kabupaten Poso menunjukkan pertumbuhan yang lebih moderat dalam pengeluaran. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan naik 3.5% menjadi Rp626.170. Sementara untuk makanan tumbuh 5.6% menjadi Rp672.288. Pertumbuhan yang lebih lambat ini dapat mengindikasikan tantangan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat setempat, dengan kebutuhan pokok masih menjadi prioritas utama. Meskipun demikian, Poso tetap menjadi salah satu kabupaten dengan tingkat pengeluaran yang signifikan di Sulawesi Tengah.
Kabupaten Buol
Kabupaten Buol mengalami peningkatan cukup besar pada sektor non-makanan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan tumbuh 25.7% menjadi Rp483.498. Sementara untuk makanan tumbuh 17.6% menjadi Rp566.772. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan dan diversifikasi konsumsi di kalangan masyarakat Buol. Meskipun peringkatnya masih di bawah beberapa kabupaten lain, pertumbuhan yang kuat ini menunjukkan potensi ekonomi yang menjanjikan di wilayah tersebut.