Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan tak ada penambahan kasus gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI) selama periode 2-15 November 2022.
Secara keseluruhan sudah ada 324 kasus gagal ginjal akut di Indonesia. Namun, saat ini jumlah pasien yang dirawat tinggal 14 orang.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menjelaskan, 9 pasien dirawat di RSCM Jakarta, 2 pasien di Aceh, dan 1 pasien masing-masing di Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Kepulauan Riau. Pasien-pasien yang masih dirawat ini didominasi oleh kasus dengan tingkat keparahan stadium 3.
"Stadium 3 ini paling berat, dengan kerusakan ginjal yang cukup parah. Saat ini semua pasien masih dilakukan perawatan intensif di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Kita juga upayakan dengan pemberian Fomepizole (obat penawar racun), mudah-mudahan ini akan membantu,” ujar Syahril dalam konferensi pers daring, Rabu (16/11/2022).
Keempat belas pasien yang masih dirawat dilaporkan tidak memiliki penyakit penyerta (komorbid), melainkan murni sakit ginjal akut yang disebabkan oleh keracunan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) dari sirop/obat cair.
"Memerlukan waktu untuk proses perawatan, kami harapkan seluruh pasien segera membaik," kata Syahril.
Setelah Kemenkes membatasi konsumsi obat sirop yang mengandung zat pelarut tambahan, terjadi penurunan kasus gagal ginjal akut di seluruh Indonesia.
Berdasarkan laporan Kemenkes, jumlah pasien yang dirawat akibat gagal ginjal akut sempat memuncak pada 28 Oktober 2022, yakni sebanyak 84 pasien. Kemudian jumlahnya terus menurun hingga pertengahan November 2022.
(Baca: 75% Pasien Gangguan Ginjal Akut Misterius adalah Balita)