Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, dalam pekan ke-22 atau sekitar di periode Januari-Mei 2023 terdapat 35.694 kasus demam berdarah dengue (DBD) di seluruh Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, dalam konferensi pers daring bertajuk Peringatan ASEAN Dengue Day, Senin (12/6/2023).
Pada periode yang sama, Kemenkes juga melamporkan total kematian akibat DBD di Indonesia mencapai 270 kasus.
Kasus kematian tertinggi terdapat di provinsi Jawa Tengah, dengan jumlah kematian sebanyak 68 jiwa.
Lalu diikuti oleh Jawa Barat dan Jawa Timur dengan total kematian masing-masing sebanyak 48 kematian dan 27 kematian.
Adapun lima kota dengan kasus kematian tertinggi, yaitu Kendal (14 kematian), Bima (14 kematian), Probolinggo (10 kematian), Semarang (8 kematian), dan Blora (8 kematian).
"Jadi (kasus kematian) ini menunjukan masalah pertolongannya. Pembawanya terlambat, maka itu pertolongan di faskes kita optimalkan," kata Imran Pambudi dalam konferensi pers.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan kasus kematian DBD selama 2022 tercatat sebanyak 1.236 kasus kematian dan 63% kasus kematian terjadi pada anak berusia 0-14 tahun.
Lebih lanjut, Kemenkes menghimbau kepada kepala daerah untuk waspada pada fenomena El Nino yang berpotensi terjadi peningkatan kasus DBD.
Para kepala daerah diminta untuk menyiapkan obat-obatan dan penanganan di fasillitas kesehatan (faskes) masyarakat.
"Pada 2023 ada El Nino, maka kekhawatiran kita akan terjadi lonjakan kasus. Daerah harus sudah siap terkait bagaimana pencegahan, bagaimana logistik cairan, obat-obatan, penanganan di faskes untuk antisipasi terjadinya peningkatan demam berdarah," tambah Imran.
(Baca juga: Stroke dan TBC Masuk dalam 10 Penyakit Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia)