Hasil survei yang dilakukan Tim Sinergi Mahadata Universitas Indonesia (UI) menunjukkan, perilaku berkerumun masih banyak terjadi di pasar tradisional saat pandemi virus corona Covid-19. Ada 29,6% responden yang mengaku melihat semua orang di pasar tradisional berkerumun dalam dua pekan terakhir. Hal ini menunjukkan protokol menjaga jarak belum efektif di pasar tradisional.
Persentase responden yang melihat semua orang berkerumun di pasar tradisional tersebut jauh lebih banyak ketimbang di fasilitas umum lainnya, seperti supermarket, mal, transportasi umum, tempat ibadah, kantor, dan fasilitas kesehatan.
(Baca: Semakin Sedikit Orang Yakin Virus Corona Bertambah Banyak)
Sementara itu, ada 29% responden yang melihat sebagian besar orang di pasar tradisional berkerumun. Sebanyak 13,4% responden melihat sebagian kecil orang berkerumun di pasar tradisional.
Terdapat 7,4% responden yang melihat tidak ada orang berkerumun di pasar tradisional. Adapun, sebanyak 1,8% responden mengaku tak pernah mengunjungi tempat tersebut.
Tim Sinergi Mahadata UI melakukan survei daring terhadap 2.125 responden bersama Yougov. Survei dilakukan pada 2-4 November 2020 dengan metode systematic random sampling.
Pemerintah terus mengimbau masyarakat menerapkan gerakan 3M (menjaga jarak dari kerumumnan, mencuci tangan dengan sabun, dan memakai masker) untuk mencegah penularan virus corona.