Menurut laporan IDN Research Institute dan Populix, generasi Z dan milenial kerap disebut sebagai "anxious generation" atau generasi mudah cemas karena dihadapkan dengan berbagai tantangan besar di era modern.
Survei menunjukkan, sebanyak 55% responden mengidentifikasi ketidakstabilan ekonomi sebagai sumber utama kecemasan mereka.
"Angka ini menunjukkan betapa pentingnya pendekatan yang lebih holistik terhadap kesehatan mental untuk menghadapi tekanan dari isu-isu global dan sosial yang lebih luas," tulis IDN Research Institute dalam laporan Indonesia Millennial & Gen Z Report 2025.
Sejalan dengan itu, sumber kecemasan anak muda Tanah Air berasal dari ketidakpastian ekonomi saat ini (44%); ketidakadilan sosial (31%); dan perubahan iklim (28%).
Ada pula 28% gen Z dan milenial yang cemas dengan tekanan pekerjaan dan 22% karena sulitnya mencari pekerjaan pasca-pandemi Covid-19.
Survei ini melibatkan 1.500 responden, terdiri dari 750 responden milenial dan 750 responden gen Z yang tersebar di 12 kota besar Indonesia.
IDN Research Institute mendefinisikan milenial sebagai kelompok penduduk berusia 28-43 tahun dan gen Z berusia 12-27 tahun pada 2024.
Pengumpulan data dilakukan pada Maret-Agustus 2024 melalui wawancara mendalam. Sebagai catatan, pertanyaan survei ini menggunakan pilihan multiple answer, sehingga responden dapat memilih lebih dari satu jawaban.
(Baca: Stres, Penyakit Mental yang Paling Dikhawatirkan Masyarakat Indonesia)