Menurut laporan riset Oil Change International (OCI), dalam enam tahun terakhir bank swasta global terus memberi dukungan untuk ekspansi industri energi fosil.
Pada tahun 2016 pembiayaan bank swasta global untuk sektor tersebut mencapai US$723 miliar. Kemudian trennya naik hingga menjadi US$742 miliar pada 2021.
"Dalam kurun waktu enam tahun sejak adopsi Perjanjian Paris, 60 bank swasta terbesar di dunia membiayai industri bahan bakar fosil hingga US$4,6 triliun," kata OCI dalam laporan Banking on Climate Chaos 2022.
"Setiap bank yang mendukung perusahaan untuk meningkatkan bahan bakar fosil, ikut mendorong bencana iklim," lanjutnya.
Menurut temuan OCI, bank swasta yang paling banyak mendanai industri energi fosil adalah JPMorgan Chase, dengan nilai pembiayaan US$382 miliar selama periode 2016-2021.
Di urutan selanjutnya ada Citi, Wells Fargo, Bank of America, Royal Bank of Canada (RBC), Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), Barclays, Mizuho, Scotiabank, dan BNP Paribas dengan nilai pembiayaan seperti terlihat pada grafik.
"Secara keseluruhan, pembiayaan bahan bakar fosil didominasi oleh empat bank Amerika Serikat, yaitu JPMorgan Chase, Citi, Wells Fargo, dan Bank of America, yang menguasai seperempat dari pembiayaan energi fosil global enam tahun terakhir," kata OCI.
Merespons hal ini, OCI pun mendorong bank swasta untuk memperbaiki kebijakan mereka.
"Untuk menahan laju pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celcius, bank harus mengakhiri pembiayaan ekspansi proyek energi fosil di seluruh rantai pasokannya," kata OCI.
(Baca: Di Tengah Isu Perubahan Iklim, Bank Swasta Terus Dukung Energi Fosil)