Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima redaksi Katadata, volume ekspor batu bara Indonesia sepanjang 2022 mencapai 360,28 juta ton, tumbuh 4,29% dibanding 2021.
Pada 2022 batu bara Indonesia paling banyak dibeli oleh India, dengan volume 110,15 juta ton.
Pembeli terbesar berikutnya adalah Tiongkok, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Bangladesh dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Ini Negara Importir Batu Bara Terbesar 2022)
Secara keseluruhan, total nilai ekspor batu bara Indonesia pada 2022 mencapai USD 46,74 miliar, naik 76,16% dibanding 2021 sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Sepanjang 2022 harga batu bara acuan (HBA) Indonesia memang menguat signifikan. Pada Januari 2022 HBA masih di level USD 158,5 per ton, kemudian angkanya terus menanjak hingga menjadi USD 330,97 per ton pada Oktober 2022.
Tren HBA kemudian sempat melemah ke USD 281,48 per ton pada Desember 2022. Meski turun, harga tersebut masih tergolong sangat mahal, hampir dua kali lipat lebih tinggi dibanding setahun sebelumnya.
Peningkatan HBA yang fantastis sepanjang 2022 dipengaruhi oleh naiknya permintaan batu bara global, imbas dari meletusnya perang Rusia-Ukraina serta konflik politik antara Rusia-Uni Eropa.
Setelah menginvasi Ukraina, Rusia memangkas pasokan gas bumi ke sebagian wilayah Uni Eropa. Akibatnya, negara-negara seperti Jerman, Belanda, dan Belgia terpaksa mengaktifkan lagi pembangkit energi batu bara demi memenuhi kebutuhan listrik mereka.
Adapun ekspor batu bara Indonesia ke negara-negara Eropa sepanjang 2022 mencapai sekitar 6 juta ton, naik belasan kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 396,5 ribu ton.
(Baca: Ekspor Batu Bara RI ke Eropa 2022 Meroket 1.373% Dipicu Krisis Energi)