Volume ekspor minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) Indonesia mencatat penurunan sepanjang tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia susut 20,8% menjadi 14,65 juta ton sepanjang periode Januari-Agustus 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Kondisi ini didorong oleh perlambatan perekonomian dunia sehingga permintaan minyak sawit global turun. Selain itu, penurunan ekspor minyak sawit Indonesia juga disebabkan datangnya musim panen minyak nabati di wilayah lain.
Sementara nilainya ekspornya masih mencatat pertumbuhan 3,99% menjadi US$,19,37 miliar atau setara Rp290 triliun (dengan kurs Rp15.000 per dolar Amerika Serikat/AS) sepanjang periode Januari-Agustus 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$18,62 miliar.
Dari 10 negara tujuan utama ekspor CPO Indonesia, hanya ekspor ke India dan AS yang volumenya mencatat pertumbuhan. Sisanya, volume ekspor minyak sawit ke delapan negara utama lainnya menurun.
Volume ekspor CPO Indonesia ke India meningkat 3,67% menjadi 2,47 juta ton sepanjang periode Januari-Agustus 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Senada, volume ekspor minyak sawit nasional ke AS naik 3,52% menjadi 1,1 juta ton.
Sementara volume ekspor minyak sawit ke Tiongkok anjlok 48,18% menjadi hanya 1,64 juta ton pada periode Januri-Agustus 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian pula volume ekspor CPO ke Pakistan juga menyusut 13,13% menjadi 1,57 juta ton pada periode Januari-Agustus 2022.
Kemudian ekspor minyak sawit ke Malaysia turun 1,23% menjadi 962,78 tibu ton pada periode Januari-Agustus 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Volume ekspor CPO ke Bangladesh juga merosot 18,95% menjadi 719 ribu ton, ekspor ke Mesir turun 22,88% menjadi 503,03 ribu ton.
Demikian pula ekspor minyak sawit nasional ke Rusia turun 8,04% menjadi 423,68 ribu ton, ekspor ke Spanyol turun 49,72% menjadi 356,91 ribu ton, serta ke Belanda juta turun 16,72 menjadi 356,09 ribu ton.
Total, volume ekspor CPO Indonesia ke sepuluh negara tujuan utama turun 19,37% menjadi 10,1 juta ton sepanjang periode Januari-Agustus 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara nilai ekspornya masih tumbuh 5,37% menjadi US$13,26 miliar pada perido Januari-Agustus 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
(Baca: 65% Minyak Sawit RI untuk Ekspor, Sisanya Konsumsi Lokal)