Riset yang dilakukan perusahaan teknologi finansial Amartha dan Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan, mayoritas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia masih menggunakan layanan tunai untuk transaksi keuangan.
Hasil riset yang bertajuk Indonesia Grassroots Entrepreneurs Report 2022 menunjukkan, sekitar 85,6% UMKM masih menggunakan transaksi keuangan tunai. Hal ini mengindikasikan masih banyak UMKM yang belum familiar dengan layanan keuangan digital.
Sementara, ada 14,2% UMKM yang menggunakan transaksi tunai maupun nontunai dan hanya 0,2% UMKM yang menggunakan transaksi nontunai.
Menurut hasil riset tersebut, ada 3 asalan utama layanan nontunai belum menjadi pilihan utama UMKM, terutama mereka yang berada di desa.
Pertama, UMKM merasa takut salah jika menggunakan layanan nontunai. Kedua, tidak percaya diri memiliki produk nontunai dan digital, dan ketiga tidak tahu fitur dan cara menggunakannya.
Riset ini menggunakan metode survei kepada 402 responden yang memiliki usaha mikro dan ultramikro. Pelaku UMKM tersebut tinggal di Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.
Survei dilakukan pada 1-8 November 2021. Tingkat kesalahan atau margin of error kurang lebih 4,9%, dengan interval kepercayaan 95%.
(Baca Juga: Penyaluran Kredit UMKM dari Bank Umum Naik 12,19% pada 2021)