Presiden Jokowi baru saja meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) tipe Ultra Fast Charging di kawasan ITDC, Nusa Dua, Bali, Jumat (25/3).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyatakan bahwa kendaraan listrik dan SPKLU ini adalah bagian dari desain besar transisi energi di Indonesia, dari energi fosil ke energi baru-terbarukan (EBT).
"Selain ramah lingkungan, peralihan dari kendaraan BBM ke listrik juga memiliki manfaat ekonomis yang mengamankan devisa negara hingga Rp2.044 T di tahun 2050," cuit Menteri BUMN Erick Thohir di akun Twitter-nya pada momen yang sama.
SPKLU Ultra Fast Charging disiapkan sebagai fasilitas penunjang operasional kendaraan listrik bagi peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, yang rencananya akan digelar di Bali pada Oktober 2022 mendatang.
PLN dikabarkan sudah menyiapkan 60 unit SPKLU Ultra Fast Charging untuk mendukung acara tersebut, dengan total investasi senilai Rp72,84 miliar.
Dari Mana Pasokan Listrik SPKLU di Bali?
Meski diklaim ramah lingkungan, SPKLU di Bali diperkirakan masih banyak bergantung pada pasokan listrik dari energi fosil.
Pasalnya, sampai akhir 2021 infrastruktur penyediaan tenaga listrik untuk kawasan Jawa-Madura-Bali masih didominasi oleh pembangkit "energi kotor".
Menurut data Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, pembangkit energi fosil di Jawa-Madura-Bali memiliki total kapasitas terpasang 40.550,4 MW atau sekitar 90,4% dari total pasokan energi di kawasan tersebut.
Sedangkan pembangkit listrik EBT hanya 9,6%, dengan total kapasitas terpasang 4.306,8 MW.
Jika dirinci berdasarkan jenis pembangkitnya, listrik energi fosil untuk kawasan Jawa-Madura-Bali paling banyak dipasok dari:
- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU): 26.382 MW
- Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU): 10.383,7 MW
- Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Mesin Gas (PLTG/MG): 3.473,1 MW
- Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD): 311,2 MW
Sedangkan pembangkit listrik energi baru-terbarukan (EBT) untuk kawasan Jawa-Madura-Bali terdiri dari:
- Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): 2.827,6 MW
- Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP): 1.253,8 MW
- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS): 27,2 MW
- Pembangkit EBT jenis lainnya: 198,2 MW
(Baca Juga: PLN Targetkan Pengembangan 31 Ribu Unit SPKLU hingga 2031)