Selama enam bulan pertama 2022 harga berbagai komoditas di Indonesia mengalami kenaikan. Bahkan sampai Juni 2022, laju inflasi tahunan di Indonesia sudah mencapai 4,35%, tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Kendati demikian, tampaknya ada banyak warga yang kondisi ekonomi rumah tangganya membaik di tengah situasi ini.
Menurut survei terbaru Indikator Politik, sebanyak 40,5% responden mengaku ekonomi rumah tangganya membaik pada Juni 2022. Rinciannya, 36,9% responden menyatakan ekonominya lebih baik dan 3,6% jauh lebih lebih baik.
Kemudian 36,1% responden lainnya menilai ekonomi rumah tangga mereka tidak mengalami perubahan.
Sedangkan responden yang merasa ekonominya memburuk sebesar 23,4%, dengan rincian 2,4% jauh lebih buruk dan 21% lebih buruk.
Adapun dalam pertanyaan survei terkait kondisi ekonomi nasional, sebanyak 30,5% responden menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini buruk atau sangat buruk, 26% menilai baik atau sangat baik, dan 42,2% menilai sedang-sedang saja.
"Meski secara nasional lebih banyak yang mengatakan buruk, tetapi responden mengatakan ekonomi rumah tangganya lebih baik dibanding tahun lalu. Lagi-lagi ada perbaikan. Tahun lalu masih era pandemi, ekonomi cukup terpukul," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Burnanuddin Muhtadi dalam konferensi pers virtual, Senin (11/7/2022).
"Jadi ini yang menunjukan optimisme, bahwa perbaikan ekonomi pascapandemi lebih menunjukan gejala on the track," lanjut Burhanuddin.
Survei ini digelar digelar Indikator Politik pada 16-24 Juni 2022. Populasi survei ini adalah 1.200 warga negara Indonesia yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah.
Sampel berasal dari seluruh provinsi Indonesia yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling, survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
(Baca Juga: Mayoritas Publik Menilai Kondisi Ekonomi Indonesia Buruk)