Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia mengalami inflasi tahunan 0,76% (year-on-year/yoy) pada Januari 2025.
Laju inflasi ini melandai dari bulan sebelumnya dan menjadi rekor terendah baru dalam 25 tahun terakhir.
"Menurut catatan BPS, inflasi tahunan di bulan Januari 2025 ini adalah yang terendah sejak Januari 2000," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/2/2025).
Komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi atau kenaikan harga tahunan pada Januari 2025 adalah beras, telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, ikan segar, minyak goreng, kopi bubuk, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), dan sigaret putih mesin (SPM).
Inflasi awal tahun ini juga dipengaruhi kenaikan harga sewa rumah, upah asisten rumah tangga, mobil, sepeda motor, uang sekolah, dan emas perhiasan.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi atau penurunan harga tahunan pada Januari 2025 adalah tomat, daun bawang, pepaya, susu bubuk untuk balita, tarif listrik, sabun cair/cuci piring, bensin, dan telepon seluler.
Berikut rincian laju inflasi tahunan Indonesia berdasarkan kelompok pengeluaran pada Januari 2025 diurutkan dari yang tertinggi:
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 7,27% (yoy)
- Makanan, minuman, dan tembakau: 3,69% (yoy)
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 2,47% (yoy)
- Pendidikan: 2,05% (yoy)
- Kesehatan: 1,84% (yoy)
- Pakaian dan alas kaki: 1,24% (yoy)
- Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga: 1,14% (yoy)
- Rekreasi, olahraga, dan budaya: 1,11% (yoy)
- Transportasi: 0,76% (yoy)
Ada pula dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi atau penurunan harga secara tahunan pada Januari 2025, yaitu; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun 8,75% (yoy); dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 0,30% (yoy).
Pada Januari 2025 sebanyak 30 provinsi mengalami inflasi tahunan dan 8 provinsi lainnya deflasi tahunan. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar 4,55% (yoy), sedangkan deflasi terdalam di Gorontalo 1,52% (yoy).
(Baca: Inflasi Indonesia 1,57% pada Akhir 2024, Terendah sejak 1958)