Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami inflasi tahunan 2,72% (year-on-year/yoy) pada November 2025.
Laju inflasi ini sedikit melambat dibanding bulan sebelumnya yang menyentuh 2,86% (yoy).
Berikut daftar kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi atau kenaikan harga secara tahunan pada November 2025, diurutkan dari yang inflasinya tertinggi:
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 12,49% (yoy)
- Makanan, minuman, dan tembakau: 4,25% (yoy)
- Kesehatan: 2,09% (yoy)
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 1,57% (yoy)
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 1,50% (yoy)
- Pendidikan: 1,26% (yoy)
- Rekreasi, olahraga, dan budaya: 1,15% (yoy)
- Pakaian dan alas kaki: 0,76% (yoy)
- Transportasi: 0,71% (yoy)
- Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga: 0,23% (yoy)
Sementara hanya ada satu kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi atau penurunan harga secara tahunan pada November 2025, yaitu informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 0,25% (yoy).
Komoditas yang mengalami inflasi atau kenaikan harga tahunan pada November 2025 adalah cabai merah, beras, telur ayam ras, ikan segar, daging ayam ras, minyak goreng, bawang merah, kopi bubuk, santan jadi, kelapa, dan wortel.
Inflasi tahunan juga terjadi pada harga sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), tarif air minum PAM, sewa rumah, bahan bakar rumah tangga, upah asisten rumah tangga, mobil, sekolah dan emas perhiasan.
Sedangkan komoditas yang mengalami deflasi atau penurunan harga tahunan pada November 2025 adalah tomat, bawang putih, daging babi, sabun detergen bubuk, sabun cair/cuci piring, pengharum cucian, detergen cair, tarif angkutan udara, tarif kereta api, telepon seluler, dan uang sekolah SMA.
Pada November 2025, seluruh atau 38 provinsi Indonesia mengalami inflasi tahunan. Inflasi tertinggi terjadi di Riau dengan laju 4,27% (yoy) dan terendah di Sulawesi Utara 0,65% (yoy).
(Baca: Inflasi Umum Tahunan Indonesia Periode 2005-2024)