Banyak Perusahaan Butuh Dukungan Pemerintah untuk Terapkan ESG

Ekonomi & Makro

Lite

Adi Ahdiat 17/01/2025 16:12 WIB

URL telah disalin

Kendala yang Dihadapi Perusahaan Terbuka di Indonesia dalam Menerapkan ESG (2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Banyak Perusahaan Butuh Dukungan Pemerintah untuk Terapkan ESG

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Corporate

~~Rp100.000~~

Rp3.000.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Kendala yang Dihadapi Perusahaan Terbuka di Indonesia dalam Menerapkan ESG (2024)

Nama Data	Nilai
Dukungan dari pemerintah	58
Biaya	58
Memenuhi indikator ESG	56
Kurang memahami ESG	54
Kurang data terkait ESG	42
Menentukan target ESG	35
Metode penilaian ESG	32
Shareholder tak mendukung	23
Tak relevan dengan bisnis	18
Profitnya jangka panjang	14

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut survei Mandiri Institute, ada banyak perusahaan di Indonesia yang menganggap penting environmental, social, and governance (ESG).

ESG adalah standar praktik bisnis yang memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola secara berkelanjutan.

(Baca: Ekonomi RI Tergolong Rendah Intensitas Emisi di ASEAN)

Dari 150 perusahaan terbuka (listed companies) di Indonesia yang disurvei pada 2024, mayoritas atau 87% mengaku mengimplementasikan ESG karena sudah menjadi prinsip perusahaan mereka (corporate value).

Namun, ada banyak pula yang menghadapi tantangan. Sebagian besar terkendala menerapkan ESG karena kurang dukungan dari pemerintah/regulator (58%), serta masalah biaya (58%).

Lebih dari separuh responden juga merasa kesulitan dalam memenuhi indikator kinerja ESG (56%), dan kurang memahami ESG (54%).

Kendala lainnya adalah kekurangan data, kesulitan menentukan target dan metode penilaian kinerja, tak ada arahan atau dukungan dari pemegang saham (shareholder), dan sebagainya seperti terlihat pada grafik.

(Baca: Intensitas Emisi Gas Rumah Kaca Perekonomian Indonesia Turun sampai 2023)

Editor : Adi Ahdiat

Data Terkait

Kredit Macet UMKM Nasional Berkurang Akhir 2024

Indeks Manufaktur Indonesia Paling Cerah di ASEAN pada Februari 2025

Asia Tenggara-Pasifik, Penghasil Emisi Kehutanan dan Lahan Terbesar 2023

Manufaktur RI Tumbuh pada Februari 2025, Tertinggi dalam 11 Bulan

Emisi Sektor Kehutanan dan Penggunaan Lahan Global Naik pada 2023

Harga Cabai Rawit Hijau Harian di Pasar Tradisional Provinsi Jawa Timur Sebulan Terakhir Naik 0,9%

Data Stories Terkini

Prakiraan Cuaca di Pringsewu 20-30 Mar/25 Demografi 23/03/2025, 22:28 WIB

Prakiraan Cuaca Malam Ini di Boyolali, Hari Ini Akan Hujan Petir Demografi 23/03/2025, 21:44 WIB

52,99 Ribu Penduduk Kab. Ciamis Berpendidikan Tinggi pada Akhir 2024 Demografi 23/03/2025, 21:36 WIB

Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses terhadap Hunian Layak dan Terjangkau Periode 2015-2023 Demografi 23/03/2025, 20:33 WIB

Nilai Investasi PMA Sektor Pertambangan Periode 2013-2023 Teknologi & Telekomunikasi 23/03/2025, 19:39 WIB

17,1 Ribu Penduduk Aceh Timur Berpendidikan Tinggi pada Akhir 2024 Demografi 23/03/2025, 19:30 WIB

Data Populer

Lihat Semua

Banyak Perusahaan Butuh Dukungan Pemerintah untuk Terapkan ESG

Banyak Perusahaan Butuh Dukungan Pemerintah untuk Terapkan ESG

Tags

Data Terkait

Kredit Macet UMKM Nasional Berkurang Akhir 2024

Indeks Manufaktur Indonesia Paling Cerah di ASEAN pada Februari 2025

Asia Tenggara-Pasifik, Penghasil Emisi Kehutanan dan Lahan Terbesar 2023

Manufaktur RI Tumbuh pada Februari 2025, Tertinggi dalam 11 Bulan

Emisi Sektor Kehutanan dan Penggunaan Lahan Global Naik pada 2023

Harga Cabai Rawit Hijau Harian di Pasar Tradisional Provinsi Jawa Timur Sebulan Terakhir Naik 0,9%

Data Stories Terkini

Data Populer

Harga Gas Alam Dunia Turun Menuju Level US$3,96 /Mmbtu (Jumat, 21 Maret 2025)

Harga Gula Pasir Lokal Harian di Pasar Tradisional Periode Maret 2024-2025

Harga Daging Sapi Harian di Pasar Modern Periode Maret 2024-2025

Prakiraan Cuaca di Pringsewu 20-30 Mar/25

Prakiraan Cuaca di Sukoharjo 20-30 Mar/25

Banyak Perusahaan Butuh Dukungan Pemerintah untuk Terapkan ESG

Banyak Perusahaan Butuh Dukungan Pemerintah untuk Terapkan ESG

Tags

Data Terkait

Kredit Macet UMKM Nasional Berkurang Akhir 2024

Indeks Manufaktur Indonesia Paling Cerah di ASEAN pada Februari 2025

Asia Tenggara-Pasifik, Penghasil Emisi Kehutanan dan Lahan Terbesar 2023

Manufaktur RI Tumbuh pada Februari 2025, Tertinggi dalam 11 Bulan

Emisi Sektor Kehutanan dan Penggunaan Lahan Global Naik pada 2023

Harga Cabai Rawit Hijau Harian di Pasar Tradisional Provinsi Jawa Timur Sebulan Terakhir Naik 0,9%

Data Stories Terkini

Topik Trending

Data Populer