Menurut laporan Kementerian Keuangan, sejak awal tahun hingga November 2024 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) defisit Rp401,8 triliun, setara 1,81% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Nilainya naik dibanding defisit per November 2023 yang hanya Rp49,6 triliun atau 0,24% dari PDB.
Melebarnya defisit APBN tahun ini dipengaruhi belanja pemerintah yang naik signifikan, sedangkan pendapatannya hanya bertambah sedikit.
Realisasi pendapatan negara sampai November 2024 mencapai Rp2.492,7 triliun, tumbuh 1,3% dibanding periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Di sisi lain, realisasi belanja negara sampai November 2024 naik 15,3% (yoy) menjadi Rp2.894,5 triliun.
Kendati defisit APBN membesar, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan angkanya masih dalam batas aman, karena masih lebih rendah dari target defisit APBN 2024 yang sebesar Rp522,8 triliun.
"Jadi defisit Rp401,8 triliun masih di bawah Rp522,8 triliun. Makanya kami sebutkan 76,8% dari defisit yang ada di dalam Undang-Undang APBN 2024," kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Desember 2024 di Jakarta, Rabu (11/12/2024).
(Baca: PPN Bakal Naik Jadi 12%, Ini Target Penerimaan PPN 2025)