Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Grobogan pada tahun 2024 sebesar 11,43%, sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 11,72%. Dengan jumlah penduduk 1.517.987 jiwa, terdapat 159.000 jiwa penduduk miskin.
Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin berkurang 3.520 jiwa, mencerminkan pertumbuhan negatif turun 2,47%. Namun, penurunan ini menempatkan Grobogan pada peringkat 192 secara nasional dalam hal persentase kemiskinan.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Aceh Besar Periode 2004 - 2024)
Dalam rentang waktu 2004-2024, persentase kemiskinan tertinggi di Grobogan terjadi pada tahun 2004, yaitu 29,3%, sementara terendah pada tahun 2024 sebesar 11,43%. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi tercatat pada tahun 2020 sebesar 5,86%, dan terendah pada tahun 2008 turun 21,08%. Dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir (2022-2024), angka kemiskinan saat ini lebih rendah, sedangkan dibandingkan 5 tahun terakhir (2020-2024) angka kemiskinan saat ini juga lebih rendah.
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Jawa Tengah yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Grobogan menunjukkan posisi yang bervariasi. Beberapa kabupaten memiliki persentase kemiskinan lebih tinggi, sementara yang lain lebih rendah.
Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas menduduki peringkat ke-171 secara nasional dalam persentase kemiskinan, dengan angka 11,95%. Jumlah penduduk miskin mencapai 207.780 jiwa dari total populasi 1.864.665 jiwa, mengalami penurunan sebesar 4,03%. Garis kemiskinan di Banyumas tercatat sebesar Rp 500.861,00 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 4,56%. Pendapatan per kapita mencapai Rp 40,15 juta per tahun, menunjukkan pertumbuhan 6,79%.
Kabupaten Blora
Kabupaten Blora memiliki persentase kemiskinan 11,42% dan menduduki peringkat 193 secara nasional. Terdapat 99.140 jiwa penduduk miskin dari total populasi 925.434 jiwa, sedikit turun 0,47%. Garis kemiskinan di Blora adalah Rp 464.959,00 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 9,37%. Pendapatan per kapita tercatat Rp 36,60 juta per tahun, tumbuh 3,97%.
(Baca: 17,02% Penduduk di Kabupaten Sumenep Masuk Kategori Miskin)
Kabupaten Demak
Dengan persentase kemiskinan 11,89%, Kabupaten Demak berada pada peringkat 175 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 142.920 jiwa dari total 1.250.863 jiwa, sedikit turun 0,24%. Garis kemiskinan di Demak mencapai Rp 535.134,00 per kapita per bulan, tumbuh 4,69%. Pendapatan per kapita tercatat Rp 28,30 juta per tahun dan tumbuh 6,33%.
Kabupaten Klaten
Kabupaten Klaten memiliki persentase kemiskinan 12,04% dan menduduki peringkat 167 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 141.840 jiwa dari total populasi 1.300.142 jiwa, sedikit turun 1,79%. Garis kemiskinan di Klaten tercatat Rp 505.826,00 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 3,63%. Pendapatan per kapita mencapai Rp 42,74 juta per tahun, menunjukkan pertumbuhan 7,05%.
Kabupaten Magelang
Persentase kemiskinan di Kabupaten Magelang adalah 10,83% dan menduduki peringkat 207 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 143.800 jiwa dari total populasi 1.337.411 jiwa, sedikit turun 0,48%. Garis kemiskinan di Magelang adalah Rp 431.289,00 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 4,9%. Pendapatan per kapita tercatat Rp 32,60 juta per tahun dan tumbuh 6,65%.
Kabupaten Purworejo
Kabupaten Purworejo memiliki persentase kemiskinan 10,87%, berada di peringkat 205 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 78.020 jiwa dari total populasi 809.121 jiwa, turun 4,01%. Garis kemiskinan di Purworejo tercatat Rp 459.253,00 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 7,4%. Pendapatan per kapita mencapai Rp 31,20 juta per tahun, menunjukkan pertumbuhan 6,04%.