Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah guru SMA di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2024 sebanyak 17.083 individu. Data historis menunjukkan fluktuasi, dengan penurunan sedikit sebesar 1,21% dibandingkan tahun 2023. Meski demikian, jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023) sebesar 15.535 individu, jumlah guru SMA di NTT pada 2024 masih lebih tinggi. Jika dibandingkan dengan 5 tahun terakhir, pertumbuhan guru SMA masih lebih baik. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2016 sebesar 51,06%.
Secara historis, BPS mencatat penurunan terendah jumlah guru SMA di NTT terjadi pada tahun 2013, yaitu sebesar 1,64%. Namun, anomali terjadi pada tahun 2022 yang mengalami penurunan turun 2,67%. Data menunjukkan bahwa jumlah guru SMA di NTT cenderung fluktuatif, dimana setelah mengalami kenaikan yang signifikan pada periode tertentu, kemudian diikuti dengan penurunan atau pertumbuhan yang lebih lambat pada tahun berikutnya. Hal ini mengindikasikan adanya dinamika dalam pengelolaan tenaga pengajar di tingkat SMA di provinsi tersebut.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Peternakan Periode 2013-2024)
Jika dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, NTT menduduki peringkat pertama dalam jumlah guru SMA pada tahun 2024. Secara nasional, NTT berada di peringkat ke-5. Peringkat ini sama dengan tahun 2023 yang juga berada di posisi ke-5 secara nasional. Hal ini mengindikasikan posisi yang stabil dalam hal ketersediaan guru SMA di NTT dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.
Dari data perbandingan, dapat dilihat bahwa Jawa Barat memiliki jumlah guru SMA tertinggi, mencapai 44.558 individu dan menduduki peringkat pertama secara nasional. Sementara itu, Jawa Timur berada di peringkat kedua dengan 34.987 guru SMA. Jawa Tengah menempati posisi ketiga dengan 26.094 guru SMA, diikuti oleh Sumatera Utara dengan 24.662 guru SMA. Nusa Tenggara Timur berada di urutan kelima dengan 17.083 guru SMA.
Pertumbuhan jumlah guru SMA di Jawa Barat mencapai 3,01%, tertinggi di antara provinsi yang dibandingkan. Jawa Timur mengalami pertumbuhan sebesar 0,51%, sedangkan Jawa Tengah mengalami penurunan sedikit turun 0,16%. Sumatera Utara mencatat pertumbuhan sebesar 1,07%, dan Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan turun 1,21%. Data ini menunjukkan bahwa dinamika pertumbuhan jumlah guru SMA bervariasi antar provinsi, dengan beberapa provinsi mengalami peningkatan sementara yang lain mengalami penurunan.
Jawa Barat
Dengan jumlah guru SMA mencapai 44.558 orang, Jawa Barat menduduki peringkat pertama secara nasional, melampaui provinsi lain dengan selisih yang signifikan. Pertumbuhan sebesar 3,01% menunjukkan komitmen yang kuat dalam peningkatan kualitas pendidikan menengah atas di provinsi ini. Angka ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan nasional, menegaskan posisi Jawa Barat sebagai pusat pendidikan yang berkembang pesat. Peningkatan ini didukung oleh berbagai program dan kebijakan pemerintah daerah yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga pengajar. Dengan demikian, Jawa Barat menjadi model bagi provinsi lain dalam pengelolaan sumber daya manusia di sektor pendidikan.
(Baca: Produksi Cengkeh Periode 2015-2023)
Jawa Timur
Jawa Timur menempati posisi kedua secara nasional dengan 34.987 guru SMA, menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap pendidikan menengah atas di Indonesia. Pertumbuhan sebesar 0,51% mencerminkan upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Meski tidak sebesar Jawa Barat, namun pertumbuhan ini tetap penting dalam menjaga keseimbangan antara jumlah siswa dan guru. Pemerintah daerah Jawa Timur terus berupaya meningkatkan kompetensi guru melalui berbagai pelatihan dan program pengembangan profesional. Dengan demikian, Jawa Timur tetap menjadi salah satu provinsi terdepan dalam sektor pendidikan.
Jawa Tengah
Jawa Tengah berada di urutan ketiga secara nasional dengan 26.094 guru SMA. Meskipun mengalami penurunan sedikit turun 0,16%, jumlah guru SMA di provinsi ini tetap signifikan dan berperan penting dalam mencerdaskan generasi muda. Pemerintah daerah Jawa Tengah terus berupaya mempertahankan kualitas pendidikan melalui berbagai program inovatif dan peningkatan fasilitas pendidikan. Penurunan sedikit ini menjadi perhatian untuk segera diatasi dengan kebijakan yang lebih efektif dalam perekrutan dan retensi guru. Dengan demikian, Jawa Tengah tetap berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas bagi seluruh siswa.
Sumatera Utara
Dengan 24.662 guru SMA, Sumatera Utara menempati peringkat keempat secara nasional, menunjukkan komitmen yang kuat dalam memajukan pendidikan menengah atas. Pertumbuhan sebesar 1,07% mencerminkan upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar. Pemerintah daerah Sumatera Utara terus berupaya meningkatkan kesejahteraan guru dan memberikan pelatihan yang relevan dengan perkembangan zaman. Peningkatan ini didukung oleh berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil. Dengan demikian, Sumatera Utara terus berupaya menjadi pusat pendidikan yang unggul di wilayah Sumatera.
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur (NTT) berada di peringkat kelima secara nasional dengan 17.083 guru SMA. Penurunan sedikit turun 1,21% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi perhatian penting bagi pemerintah daerah. Meski demikian, NTT tetap berupaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan guru. Pemerintah daerah juga berfokus pada pemerataan distribusi guru ke daerah-daerah terpencil untuk memastikan seluruh siswa mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan demikian, NTT terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui sektor pendidikan.