Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan, penggunaan bahasa daerah di Tanah Air terus menurun dari genarasi ke generasi.
Meskipun begitu, BPS menyebut, penduduk Indonesia yang menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dengan keluarga masih relatif tinggi.
BPS mengambil data yang merujuk pada penggunaan bahasa daerah dalam penggunaan sehari-hari di lingkup keluarga. Alhasil, pre-boomer atau penduduk yang lahir pada 1945 dan sebelumnya, jadi generasi yang paling banyak menggunakan bahasa daerah dengan proporsi 87,13%.
Pada urutan berikutnya, terdapat 82,56% penduduk baby boomer (1946-1964) menggunakan bahasa daerah. Kemudian disusul oleh 77,31% penduduk gen X (1965-1980) juga menggunakan bahasa daerah di lingkungan keluarga.
Kemudian dari kalangan penduduk anak muda, yaitu generasi milenial (1981-1996), hanya 77,31% saja yang menggunakan bahasa daerah di keluarganya. Lalu penduduk gen Z (1997-2012) mengekor dengan 72,21% penduduk yang turut menggunakan bahasa daerah.
Terakhir, generasi post-gen Z, yaitu penduduk yang lahir pada 2013 dan sebelumnya. Generasi paling muda ini memiliki proporsi penggunaan bahasa daerah di keluarga hanya 62,94%, terendah dari generasi-generasi lainnya.
BPS juga menjelaskan, jumlah penutur jadi salah satu indikator kekuatan bagi suatu bahasa daerah untuk terhindar dari ancaman kepunahan.
"Semakin besar jumlah penutur suatu bahasa semakin besar pula peluang bahasa tersebut untuk bertahan," tulis BPS dalam laporannya.
(Baca juga: Generasi Milenial Paling Mahir Berbahasa Indonesia pada 2022)