Awal tahun ini pemerintah Indonesia menyatakan akan mengimpor beras sebanyak 2 juta ton. Instruksinya tercatat dalam surat resmi Badan Pangan Nasional (Bapanas) tertanggal 24 Maret 2023.
Dalam suratnya Bapanas menyatakan, "Kami menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah dari luar negeri, yaitu sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023. Pengadaan 500 juta ton pertama dilaksanakan secepatnya," seperti disiarkan Katadata, Senin (27/3/2023).
(Baca: Setahun Jelang Pemilu, Impor Beras Indonesia Melonjak)
Rencana impor beras 2 juta ton itu tergolong besar bagi Indonesia, bahkan menjadi rekor terbanyak dalam lima tahun terakhir.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode 2019-2022 volume impor beras nasional rata-rata hanya 409 ribu ton per tahun, sekitar 5 kali lipat lebih rendah dari rencana impor 2023.
Impor beras 2 juta ton juga terhitung besar di skala global.
Jika dibandingkan dengan data impor beras negara-negara lain yang dihimpun United States Department of Agriculture (USDA), pada 2023 Indonesia menjadi importir beras terbesar ke-5 sedunia.
Di atas Indonesia ada Filipina, Tiongkok, Irak, dan Nigeria, sedangkan impor negara lainnya lebih sedikit seperti terlihat pada grafik.
Adapun Indonesia berpotensi naik peringkat lagi. Pasalnya, awal Oktober 2023 Presiden Jokowi menyebut bakal menambah impor beras pada kuartal akhir tahun ini.
"Stok (beras) yang ada di Bulog sekarang 1,7 juta ton, dan kita masih menambah lagi, sampai akhir tahun kira-kira (tambahan impor beras) 1,5 juta ton," kata Jokowi saat meninjau panen padi di Subang, Jawa Barat, Senin (9/10/2023).
"Kenapa kita tambah (impor beras) 1,5 juta ton, karena El Nino memberikan pengaruh pada produksi dan hasil panen yang ada," lanjutnya.
(Baca: Di Tengah El Nino, Harga Beras Tembus Rekor Termahal pada September 2023)