Perang antara Israel dan Iran meletus lagi. Pada Jumat (13/6/2025), Israel melakukan serangan udara ke fasilitas nuklir, militer, dan infrastruktur Iran.
Kemudian pada Sabtu (14/6/2025), Iran balas meluncurkan rudal ke Israel. Aksi saling serang ini masih berlanjut hingga sekarang.
(Baca: Daftar Negara Pemasok Senjata ke Iran sampai 2024)
Selain menimbulkan korban dari kedua belah pihak, perang ini juga memicu kenaikan harga minyak mentah secara global.
Mengutip pemberitaan Reuters, pada perdagangan Selasa (17/6/2025) pukul 03.40 GMT, harga minyak mentah Brent naik 0,5% menjadi US$73,57 per barel, dan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 0,4% menjadi US$72,06.
"Harga minyak naik di tengah kekhawatiran bahwa konflik Iran-Israel dapat makin intens, meningkatkan risiko kerusuhan dan potensi gangguan pasokan minyak dari wilayah penghasil minyak utama Timur Tengah," kata Reuters, Selasa (17/6/2025).
(Baca: Ini Deretan Konflik Timur Tengah yang Guncang Pasar Minyak Global)
Menurut data Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), Iran memang merupakan salah satu negara penghasil minyak utama di kawasan Timur Tengah, bahkan masuk jajaran top global.
Pada tahun 2023 Iran mampu memproduksi minyak mentah 2,86 juta barel per hari. Angka ini setara 12% dari total produksi Timur Tengah, 4% dari total produksi global, serta menempatkan Iran di peringkat ke-8 dunia.
Berikut daftar 10 negara penghasil minyak mentah terbesar global pada 2023, menurut data OPEC:
- Amerika Serikat: 12,93 juta barel per hari
- Arab Saudi: 9,61 juta barel per hari
- Rusia: 9,59 juta barel per hari
- China: 4,18 juta barel per hari
- Irak: 4,12 juta barel per hari
- Brasil: 3,40 juta barel per hari
- Uni Emirat Arab: 2,94 juta barel per hari
- Iran: 2,86 juta barel per hari
- Kuwait: 2,59 juta barel per hari
- Norwegia: 1,79 juta barel per hari
(Baca: Iran Negara Produsen Gas Terbesar ke-3 di Dunia)