Kementerian Keuangan mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mengalami surplus pada Juli 2023.
Sri Mulyani, Menteri Keuangan, mengatakan bahwa pendapatan negara mencapai Rp1.614,8 triliun pada Juli 2023. Angka ini naik 4,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp1.551 triliun.
Capaian Juli 2023 juga telah memenuhi 65,6% dari target APBN tahun ini. "Ini cukup baik, sangat kuat sebetulnya," kata Ani, sapaannya, saat konferensi pers daring APBN Kita Edisi Agustus 2023, Jumat (11/8/2023).
Belanja negara sudah terlaksana atau direalisasikan sebesar Rp1.461,2 triliun. Angka ini naik 1,2% (yoy) yang sebesar Rp1.444,8 triliun dan juga sudah memenuhi 47,7% dari pagu anggaran.
Dengan begitu, posisi APBN pun mengalami surplus sebesar Rp153,5 triliun, melonjak 44% (yoy) dari sebelumnya yang sebesar Rp106,1 triliun. Surplus APBN ini setara 0,72% dari produk domestik bruto (PDB).
"Dari sisi keseimbangan primer juga surplus sebesar Rp394,5 triliun," kata Ani.
Ani menambahkan, APBN dipengaruhi oleh perekonomian yang berkembang, baik dalam negeri maupun skala global. Begitu pun sebaliknya, perekonomian yang berkembang turut memengaruhi APBN.
Ada beberapa komponen pendorongnya, salah satunya industri manufaktur. Ani menyebut, sektor manufaktur Indonesia mengalami ekspansi bahkan cenderung menguat.
"Kondisi perekonomian global masih menunjukkan kondisi yang lemah. Dilihat dari PMI manufaktur global yang dalam posisi kontraktif," kata Ani.
(Baca juga: Surplus APBN Indonesia Melonjak 66,9% pada Semester I 2023)