Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatatkan pertumbuhan positif pada semester I-2023.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, sepanjang paruh pertama tahun ini surplus APBN mencapai Rp152,3 triliun, setara 0,71% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, surplus APBN ini jauh lebih tinggi dibanding semester I-2022 yang nilainya Rp91,2 triliun.
“Surplus (APBN) di semester I tahun ini 66,9% jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers online, Senin (24/6/2023).
Dari sisi keseimbangan primer, APBN mengalami surplus Rp368,2 triliun dengan kenaikan 32% secara tahunan (year-on-year/yoy). Keseimbangan primer merupakan total pendapatan dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.
Kemudian, untuk pembiayaan anggaran hingga semester I-2023 nilainya mencapai Rp135,1 triliun atau turun 14,8% (yoy).
"Ini adalah konsekuensi posisi surplus, maka pembiayaan anggaran menjadi turun," kata Sri Mulyani.
Adapun peningkatan surplus APBN pada semester I-2023 terjadi berkat pendapatan negara yang tumbuh cukup pesat.
Pada paruh pertama tahun ini pendapatan negara mencapai Rp1.407,9 triliun, naik 5,4% (yoy). Realisasi ini setara dengan 57,2% dari target pendapatan 2023 yang sebesar Rp2.463 triliun.
Sementara, belanja negara tumbuh 0,9% (yoy) pada semester I-2023, dengan realisasi sebesar Rp1.255,7 triliun. Target total belanja negara sepanjang tahun ini mencapai Rp3.061,2 triliun.
(Baca: APBN RI Kembali Cetak Surplus pada Mei 2023 Meski Dibayangi Risiko Ekonomi Global)