Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, perekonomian Indonesia yang diukur menurut besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp5.226 triliun pada kuartal II-2023, alias tumbuh 5,17% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud mengatakan, dari jumlah tersebut, struktur ekonomi Indonesia pada kuartal II 2023 masih didominasi oleh Pulau Jawa.
"Pulau Jawa memberikan sel itu (kontribusi) sebesar 57,27%," kata Edy dalam konferensi pers online di kanal YouTube BPS, Senin (7/8/2023).
Edy menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa mencapai 5,18% (yoy) pada kuartal II-2023. Namun, menurut dia, angka ini masih lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022 yang sebesar 5,65% (yoy).
Ia merinci, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,18% (yoy) di Jawa itu disumbang oleh DKI Jakarta sebesar 1,44%, Jawa Timur 1,33%, Jawa Barat 1,2%, Jawa Tengah 0,79%, Banten 0,34%, dan DI Yogyakarta 0,08%.
Menurut Edy, sumber utama pertumbuhan ekonomi di Jawa, terutama di DKI Jakarta, berasal dari sektor-sektor tersier. “Seperti infokom, perdagangan, dan jasa perusahaan,” kata Edy.
Selanjutnya, Sumatra berkontribusi terbesar kedua pada pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II-2023 yaitu sebesar 21,94%. Adapun pertumbuhan ekonomi di pulau ini mencapai 4,9% (yoy).
Kemudian, Kalimantan memiliki kontribusi sebesar 8,32% terhadap PDB. Pertumbuhan ekonomi di pulau ini tercatat sebesar 5,56% (yoy) pada kuartal II-2023.
Berikutnya, ada Sulawesi yang menyumbang 7,13% terhadap PDB RI, dengan pertumbuhan ekonominya sebesar 6,64% (yoy) pada kuartal II-2023.
Lalu, ada Bali dan Nusa Tenggara dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 2,77%. Sementara, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini mencapai 3,01% pada periode April-Juni 2023.
Adapun kontribusi terkecil terhadap PDB Indonesia disumbang oleh Maluku dan Papua, yaitu sebesar 2,57%. Sementara, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini mencapai 6,35% (yoy) pada kuartal II-2023.
(Baca: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,17% pada Kuartal II-2023)