Bank Dunia memangkas perkiraan ekonomi Indonesia menjadi 5,1 persen dari sebelumnya 5,2 persen. Konsumsi rumah tangga yang tumbuh di bawah 5 persen menjadi salah satu alasannya. Sebagai informasi, konsumsi rumah tangga memberi kontribusi lebih dari 55 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga sepanjang triwulan I 2017 hanya tumbuh 4,94 persen dan pada triwulan II sebesar 4,9 persen. Alhasil, secara akumulasi sepanjang semester pertama tahun ini konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,9 persen. Adapun pertumbuhan ekonomi domestik sepanjang paruh pertama 2017 hanya tumbuh 5,01 persen.
Untuk tahun depan, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi domestik meningkat menjadi 5,3 persen ditopang oleh perekonomian global yang mendukung serta kondisi domestik yang lebih kuat. Reformasi ekonomi yang terus berlanjut, meningkatnya konsumsi swasta akibat kenaikan upah riil, serta turunnya suku bunga acuan BI 7-day ke level terendahnya dapat menjadi daya ungkit perekonomian 2018.