Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi sektor minyak dan gas (migas) Indonesia sebesar US$ 17,6 miliar pada 2021. Jumlah tersebut hampir separuh dari target investasi di sektor energi sumber daya dan mineral senilai US$ 36,4 miliar tahun ini.
Pemerinta optimis target tersebut bisa tercapai mengingat investasi migas dalam negeri masih menjadi pilihan investor, baik asing maupun domestik. Ini tercermin dari masih tingginya realisasi investasi migas hingga akhir tahun lalu.
ESDM mencatat realisasi investasi di sektor migas mencapai US$ 13,04 miliar atau setara Rp 184,13 triliun (kurs Rp 14.105/dolar Amerika Serikat) pada 2020. Rinciannya, investasi sektor hulu mencapai US$ 10,47 miliar dan di hilir US$ 2,58 miliar.
Rincian investasi hulu migas di sektor produksi sebesar US$ 7,62 miliar, pengembangan US$ 1,16 miliar, eksplorasi US$ 444,87 juta dan administrasi US$ 718,22 juta. Sedangkan rincian investasi hilir migas di sektor pengolahan US$ 1,3 miliar, pengangkutan US$ 1,08 miliar, penyimpanan US$ 157,23 juta dan niaga US$ 47,66 juta
(Baca: Berapa Realisasi Investasi Migas 2018?)
Agar lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan migas dalam negeri, pemerintah telah mengambil alih Blok Mahakamd dari Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation pada 2018 dan Blok Rokan dari Chevron pada tahun ini.