Perang Israel-Palestina yang meletus sejak 7 Oktober 2023 telah menimbulkan ribuan korban jiwa, belasan ribu korban luka, dan sekitar sejuta orang pengungsi.
Di tengah krisis kemanusiaan ini, daftar negara yang berkomitmen memberi bantuan untuk warga Palestina terus bertambah. Pengumuman bantuan terbaru datang dari pemerintah Amerika Serikat (AS).
(Baca: 13 Hari Perang Israel-Palestina, 5.200 Korban Meninggal)
Pada Rabu (18/10/2023), Presiden AS Joe Biden menyatakan akan memberi bantuan US$100 juta atau sekitar Rp1,58 triliun (asumsi kurs Rp15.805 per US$) untuk warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
"Pendanaan ini akan membantu lebih dari sejuta pengungsi dan korban konflik, dengan pasokan air bersih, makanan, dukungan kebersihan, perawatan medis, dan kebutuhan penting lainnya," kata tim publikasi Istana Kepresidenan AS, The White House, di situs resminya, Rabu (18/10/2023).
"AS memberikan bantuan kemanusiaan melalui mitra terpercaya, termasuk badan-badan PBB dan LSM internasional," kata mereka.
Sebelumnya, selama periode 8-18 Oktober 2023 sudah ada sejumlah negara lain yang mengumumkan bantuan serupa, yaitu Uni Emirat Arab, Yordania, Kuwait, Arab Saudi, Skotlandia, Uni Eropa, Inggris, Islandia, Jepang, dan Irlandia.
Jika diakumulasikan, sejak awal perang sampai Rabu (18/10/2023) ada 11 negara yang menyatakan komitmen bantuan untuk Palestina, dengan nilai total bantuan sekitar Rp3,8 triliun.
(Baca: Warga Palestina Butuh Bantuan Rp4,6 Triliun, Mayoritas untuk Makan)
Kendati negara donatur terus bertambah, menurut UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) pasokan bantuan belum bisa masuk ke wilayah Palestina karena jalurnya diadang pihak Israel.
"Pengepungan total terhadap Gaza terus berlanjut. Jalur perlintasan Rafah (kota di Jalur Gaza yang berbatasan langsung dengan Mesir) masih ditutup, mencegah masuknya bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, termasuk makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar yang menunggu di wilayah Mesir," kata OCHA dalam siaran persnya, Kamis (19/10/2023).
"Jalur penyeberangan Erez dan Kerem Shalom (perbatasan Jalur Gaza dengan Israel) juga masih ditutup," lanjutnya.
(Baca: Israel Potong Sumber Air, Hidup Warga Palestina Makin Buruk)