Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Aceh menurut besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) berjumlah Rp184,98 triliun pada 2021.
Jika diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, perekonomian Aceh tumbuh 2,79% menjadi Rp135,25 triliun pada tahun 2021 dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 ekonomi Aceh tercatat mengalami kontraksi 0,37%.
Meski sudah meningkat dibanding 2020, capaian Aceh tahun 2021 masih terhitung lebih rendah ketimbang sebelum terjadinya pandemi Covid-19, di mana ekonomi Serambi Mekah ini mampu tumbuh di atas 4% pada 2019.
Sektor pertanian masih menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian Aceh pada 2021 dengan kontribusi mencapai 30,06%. Sektor lainnya yang berkontribusi besar juga adalah perdagangan besar dan eceran sebesar 14,3%, serta administrasi pemerintahan sebesar 10,3%.
Sektor transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni 19,51%. Diikuti sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang tumbuh 9.71%, serta sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh 7,57% sepanjang tahun lalu.
Dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama PDRB Aceh dengan kontribusi sebesar 57,52% sepanjang 2021. Pengeluaran masyarakat di provinsi ini tumbuh 1,16%, sementara komponen ekspor luar negeri juga mencatatkan pertumbuhan hingga 48,19% pada 2021.
(Baca Juga: 10 Provinsi dengan Kontribusi Ekonomi Terkecil secara Nasional Tahun 2021)