Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Aceh tanpa migas sebesar 2,79% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III-2021. Pertumbuhan ini melambat dari kuartal II-2021 yang sebesar 5,98% (yoy).
Kendati demikian, ekonomi Aceh mengalami peningkatan jika disertakan dengan sektor migas. Kenaikan PDRB Aceh mencapai 2,82% (yoy) pada kuartal III-2021, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang sebesar 2,56% (yoy).
Menurut lapangan usaha, terdapat 11 sektor yang mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor transportasi dan pergudangan sebesar 17,07% (yoy). Posisinya disusul real estat sebesar 12,73%, informasi dan komunikasi 11,98%, dan jasa perusahaan 9,89%.
Kemudian, jasa kesehatan dan kegiatan sosial menyusul dengan pertumbuhan sebesar 9,24% (yoy). Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 9,17% (yoy).
Di sisi lain, terdapat enam lapangan usaha yang mengalami kontraksi. Kontraksi tertinggi berasal dari penyediaan akomodasi makanan dan minuman sebesar 13,52% (yoy).
(Baca: Konsumsi Masyarakat di 10 Provinsi ini Mengalami Kontraksi Terdalam pada Kuartal III-2021)