Setiap tahun, pemerintah Indonesia menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) berdasarkan sejumlah indikator ekonomi makro.
Indikator tersebut merupakan hasil proyeksi, yang didasarkan pada asesmen dinamika perekonomian terkini dan estimasi perekonomian ke depan.
Proyeksinya lalu digunakan untuk memperkirakan besaran pendapatan, belanja, serta surplus atau defisit anggaran negara.
Berikut rincian asumsi indikator ekonomi makro yang digunakan dalam RAPBN 2026:
- Proyeksi pertumbuhan ekonomi: 5,4% (year-on-year/yoy)
- Proyeksi inflasi: 2,5% (yoy)
- Proyeksi nilai tukar rupiah: Rp16.500/US$ (rata-rata)
- Proyeksi harga minyak mentah Indonesia/ICP: US$70/barel (rata-rata)
- Proyeksi lifting minyak: 610 ribu barel per hari (bpd)
- Proyeksi lifting gas: 984 ribu barel setara minyak per hari (boepd)
Perubahan indikator-indikator ini dapat berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap RAPBN.
Karena itu, pemerintah juga menghitung sensitivitas RAPBN, yakni perkiraan bagaimana perubahan indikator ekonomi makro dapat menambah pendapatan atau belanja negara. Berikut rincian sensitivitas RAPBN 2026:
Jika pertumbuhan ekonomi naik 0,1% (year-on-year/yoy) dari proyeksi awal:
- Pendapatan negara: naik Rp2,1 triliun
- Belanja negara: Rp0 (tetap)
- Surplus/(defisit) anggaran: Rp2,1 triliun
Jika inflasi naik 0,1% (yoy):
- Pendapatan negara: naik Rp1,9 triliun
- Belanja negara: Rp0 (tetap)
- Surplus/(defisit) anggaran: Rp1,9 triliun
Jika suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) Tenor 10 Tahun naik 0,1%:
- Pendapatan negara: Rp0 (tetap)
- Belanja negara: naik Rp1,9 triliun
- Surplus/(defisit) anggaran: (Rp1,9 triliun)
Jika nilai tukar rupiah menguat Rp100/US$:
- Pendapatan negara: naik Rp5,3 triliun
- Belanja negara: naik Rp6,1 triliun
- Surplus/(defisit) anggaran: (Rp0,8 triliun)
Jika harga minyak Indonesia/ICP rata-rata naik US$1/barel:
- Pendapatan negara: naik Rp3,5 triliun
- Belanja negara: naik Rp10,3 triliun
- Surplus/(defisit) anggaran: (Rp6,8 triliun)
Jika lifting minyak naik 10 ribu bpd:
- Pendapatan negara: naik Rp1,8 triliun
- Belanja negara : Rp0 (tetap)
- Surplus/(defisit) anggaran: Rp1,8 triliun
Jika lifting gas bumi naik 10 ribu boepd:
- Pendapatan negara: naik Rp1,3 triliun
- Belanja negara: Rp0 (tetap)
- Surplus/(defisit) anggaran: Rp1,3 triliun
Perhitungan dampak ekonomi atas perubahan satu variabel menggunakan sensitivitas bersifat linier, dengan asumsi variabel lain tidak berubah (ceteris paribus).
(Baca: Postur RAPBN 2026, Defisit Rp638 Triliun)