Dalam laporan East Asia and the Pacific Economic Update edisi April 2023, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat dari 5,3% pada 2022 menjadi 4,9% pada 2023.
Angka itu sedikit lebih optimistis dibanding proyeksi sebelumnya. Pada Desember 2022, Bank Dunia sempat memproyeksikan ekonomi Indonesia tahun ini hanya tumbuh 4,8%.
Di laporan terbarunya, Bank Dunia belum membahas secara rinci faktor apa saja yang dapat membebani perekonomian Indonesia.
Namun, secara umum, tahun ini negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik diperkirakan akan menghadapi tantangan ekonomi makro berupa inflasi, suku bunga tinggi, dan penurunan ekspor.
"Permintaan domestik diprediksi tetap menjadi faktor pendorong pertumbuhan utama (di Asia Timur dan Pasifik), namun inflasi yang tinggi berpotensi meredam konsumsi sektor swasta," kata Bank Dunia.
"Pertumbuhan investasi swasta juga berpotensi tertahan oleh suku bunga yang tinggi serta ketidakpastian dari faktor ekonomi eksternal," lanjutnya.
Di samping itu, Bank Dunia memandang kinerja ekspor negara Asia Timur dan Pasifik secara umum akan melemah pada 2023, terpengaruh moderasi pertumbuhan ekonomi global dan berkurangnya permintaan.
"Pertumbuhan ekonomi jangka pendek (Asia Timur dan Pasifik) akan bergantung pada pertumbuhan global, yang diproyeksikan melambat pada 2023," kata Bank Dunia.
"Meski proyeksi terbaru menunjukkan optimisme yang lebih tinggi, dan harga komoditas sudah menjadi lebih moderat, pengetatan keuangan kemungkinan akan berlanjut dengan adanya tekanan inflasi di Amerika Serikat," katanya lagi.
(Baca: Harga Batu Bara Merosot Kuartal I 2023, Ekonomi Melambat?)