Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan Indonesia mencapai 2,61% (year on year/yoy) pada Desember 2023, lebih rendah dibanding November 2023 yang inflasinya 2,86% (yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, beras menjadi komoditas utama penyumbang inflasi tahunan pada akhir tahun lalu.
(Baca: Harga Beras di Indonesia Naik 14% Sepanjang 2023)
"Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini adalah beras, dengan andil inflasi sebesar 0,53 persen," kata Amalia, dilansir dari Antara, Selasa (2/1/2024).
Komoditas penyumbang inflasi lainnya ialah cabai merah dengan andil 0,24%, rokok kretek filter 0,17%, cabai rawit 0,10%, dan bawang putih 0,08%.
Emas perhiasan juga menyumbang inflasi dengan andil 0,11%, dan tarif angkutan udara 0,08%.
Amalia juga mengungkapkan, pada Desember 2023 sebanyak 50 dari 90 kota yang disurvei BPS mengalami inflasi tahunan lebih tinggi dibanding inflasi nasional.
Namun, Amalia menilai kondisi ini lebih baik dibanding 2022. Ketika itu terdapat 63 kota yang inflasinya yang lebih tinggi dari inflasi nasional.
Adapun pada Desember 2023 Sumenep, Jawa Timur, menjadi kota dengan inflasi tahunan tertinggi, yaitu 5,08% (yoy).
Kota dengan inflasi tahun tertinggi berikutnya adalah Merauke, yaitu 4,67% (yoy), lalu Ternate 4,41% (yoy), dan Luwuk 4,35% (yoy).
(Baca: 10 Kota dengan Inflasi Tertinggi Akhir 2023, Sumenep Teratas)