Sejumlah lembaga internasional memperkirakan 2023 akan jadi tahun yang penuh tantangan.
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memprediksi pertumbuhan ekonomi global bakal melemah dari 3,1% (2022) menjadi 2,2% (2023).
International Monetary Fund (IMF) juga meramalkan ekonomi dunia bakal melambat dari 3,2% (2022) menjadi 2,7% (2023).
Adapun menurut survei PricewaterhouseCoopers (PwC), mayoritas investor kelas kakap global (67%) menilai tantangan utama 2023 adalah inflasi.
Sejumlah investor besar juga menganggap volatilitas ekonomi makro sebagai ancaman, di samping konflik geopolitik, keamanan siber, perubahan iklim, risiko kesehatan, serta kesenjangan sosial.
"Meski inflasi dan ekonomi makro merupakan faktor risiko terbesar saat ini, para investor menilai gejolaknya akan mereda dalam lima tahun ke depan," kata PwC dalam laporan Global Investor Survey 2022.
"Namun, para investor memandang ancaman perubahan iklim akan meningkat dalam lima tahun ke depan, bersamaan dengan ancaman keamanan siber," lanjutnya.
PwC melakukan survei ini terhadap 227 investor yang tersebar secara global. Seluruh responden merupakan investor kelas kakap dengan nilai aset kelolaan di kisaran US$500 juta sampai US$1 triliun atau lebih.
(Baca: Tiga Lembaga Internasional Prediksi Ekonomi RI Turun pada 2023)