Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi pendapatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp1.829 triliun per Agustus 2023. Jumlah ini tumbuh 3,2% dari realisasi tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
"Ini artinya, (pendapatan negara) 74% sudah terealisasi dari target," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/9/2023). Adapun target pendapatan negara pada APBN 2023 sebesar Rp2.463 triliun.
Realisasi pendapatan negara Indonesia masih disokong oleh penerimaan pajak yang telah mencapai Rp1.247 triliun. Realisasi ini tumbuh 6,4% secara tahunan (yoy), namun melambat dibanding tingkat pertumbuhan Agustus 2022 yang sempat mencapai 58,1% (yoy).
Menurut Sri Mulyani, kinerja penerimaan pajak per Agustus 2023 tumbuh melambat terutama karena penurunan harga komoditas, nilai impor, dan tidak berulangnya Program Pengungkapan Sukarela (PPS).
Sementara, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai tercatat sebesar Rp171,6 triliun. Angka itu turun 16,8% secara tahunan (yoy) akibat pelemahan harga CPO dan volume ekspor mineral yang anjlok.
Terakhir, pendapatan negara juga didorong oleh Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai Rp402,8 triliun atau naik 4,3% secara tahunan (yoy). Realisasi ini telah mencapi 91,3% dari target APBN yang sebesar Rp441,4 triliun, terutama didukung pendapatan dari sektor sumber daya alam nonmigas serta kekayaan negara yang dipisahkan.
Di sisi lain, realisasi belanja negara per Agustus 2023 sebesar Rp1.674,7 triliun atau tumbuh tipis 1,1% (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp1.656,8 triliun.
Besarnya realisasi pendapatan ketimbang belanja membuat APBN Indonesia kembali mencetak surplus sebesar Rp147,2 triliun pada Agustus 2023. Surplus tersebut setara dengan 0,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
(Baca: Jokowi Targetkan Pendapatan Negara Rp2.781,3 Triliun pada 2024, Ini Tren Sedekade)