Perekonomian Sulawesi Barat menurut besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp50,34 triliun pada 2021. Nilai tersebut setara dengan 0,3% dari produk domestik bruto (PDB) nasional yang mencapai Rp16,97 kuadriliun.
Jika diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, ekonomi Sulawesi Barat tumbuh 2,56% menjadi Rp32,87 triliun pada 2021 dibanding tahun sebelumnya.
(Baca: Sebanyak 83,79% Penduduk Sulawesi Barat Beragama Islam pada Juni 2021)
Capaian tersebut lebih baik dari tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi sedalam 2,4%, tetapi masih lebih rendah dari ekonomi nasional yang tumbuh 3,69% pada tahun lalu.
Pelonggaran kegiatan sosial masyarakat, serta adanya bantuan sosial dari pemerintah baik pusat maupun pemerintah daerah mampu mendorong perekonomian provinsi hasil pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan tersebut.
Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian masih menjadi penopang terbesar PDRB Sulawesi Barat dengan kontribusi sebesar 43,66% tahun lalu. Diikuti industri pengolahan sebesar 10,72%, serta perdagangan besar dan eceran 9,93%.
(Baca: Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Barat Naik Jadi 66,36 Poin pada 2021)
Sektor konstruksi mencatat pertumbuhan tertinggi pada tahun lalu, yakni sebesar 11,63%. Diikuti sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 9,08%, serta industri pengolahan sebesar 3,58%.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen konsumsi rumah tangga menjadi penopang utama perekonomian provinsi dengan Ibu Kota Mamuju tersebut, yakni mencapai 51% dari PDRB. Setelahnya ada komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 28,04%, serta komponen konsumsi pemerintah 15,53%.
Komponen PMTB mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 7,44% sepanjang tahun lalu. Diikuti komponen konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT) sebesar 3,83%, serta komponen konsumsi rumah tangga sebesar 1,95%.