Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pasar dengan bangunan permanen di Provinsi Lampung pada tahun 2024 sebanyak 369 Unit. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 10.22% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih turun 42 Unit. Kondisi ini menempatkan Lampung pada peringkat pertama di Pulau Sumatera untuk jumlah pasar permanen. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun terakhir (2019-2021) yaitu 384.67 Unit, jumlah pasar permanen di Lampung pada 2024 mengalami penurunan.
Dibandingkan dengan 5 tahun terakhir, terlihat fluktuasi jumlah pasar permanen di Lampung. Setelah mengalami kenaikan dari 2018 hingga 2021, pada tahun 2024 terjadi penurunan yang cukup signifikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2018 sebesar 484 Unit, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2024 dengan 369 Unit. Anomali terlihat pada tahun 2024 dimana terjadi penurunan yang cukup besar setelah sebelumnya mengalami tren kenaikan.
(Baca: Harga Gas Alam Dunia Turun Menuju Level US$4,24 /Mmbtu (Rabu, 24 Desember 2025))
Secara ranking, Lampung menempati peringkat pertama di Pulau Sumatera pada tahun 2024. Namun, secara nasional, Lampung berada pada peringkat kelima. Nilai ini masih berada di bawah provinsi lain seperti Jawa Timur yang memiliki jumlah pasar permanen jauh lebih tinggi. Persentase penurunan di Lampung juga menjadi perhatian, mengingat provinsi lain seperti Bali justru mengalami pertumbuhan positif.
Kenaikan tertinggi jumlah pasar permanen di Lampung terjadi pada tahun 2018 dengan penambahan sebesar 484 Unit. Sebaliknya, penurunan terendah terjadi pada tahun 2024 dengan pengurangan sebesar 42 Unit. Hal ini menunjukkan adanya fluktuasi yang perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui penyebab penurunan pada tahun 2024. Dibandingkan dengan kondisi 3 tahun sebelumnya, rata-rata penambahan jumlah pasar permanen lebih tinggi dibandingkan dengan pengurangan pada tahun 2024.
Secara keseluruhan, jumlah pasar permanen di Lampung menunjukkan tren yang fluktuatif dalam 5 tahun terakhir. Meskipun menempati peringkat pertama di Sumatera pada tahun 2024, penurunan dibandingkan tahun sebelumnya menjadi perhatian. Perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pasar permanen di Lampung dan merumuskan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan infrastruktur perdagangan di provinsi ini.
Jawa Timur
Jawa Timur menduduki peringkat pertama secara nasional dengan nilai tahun terakhir mencapai 1885 Unit, menunjukkan penurunan sebesar 12.04% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun mengalami penurunan, Jawa Timur tetap menjadi provinsi dengan jumlah pasar permanen terbanyak di Indonesia. Rata-rata nilai dalam lima tahun terakhir menunjukkan bahwa Jawa Timur memiliki infrastruktur pasar yang kuat.
(Baca: Harga Paladium - Palladium Siang Hari Diperdagangkan US$1766.3 /Troy Ounce (Rabu, 24 Desember 2025))
Jawa Tengah
Dengan nilai tahun terakhir 1510 Unit, Jawa Tengah menempati peringkat kedua secara nasional. Provinsi ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 5.59% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan dalam pembangunan atau peningkatan status pasar menjadi permanen di Jawa Tengah, menduduki urutan kedua di pulau Jawa.
Jawa Barat
Jawa Barat berada di posisi ketiga secara nasional dengan nilai tahun terakhir sebesar 805 Unit. Pertumbuhan pasar permanen di Jawa Barat menunjukkan penurunan sebesar 3.13% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski begitu, Jawa Barat tetap menjadi salah satu provinsi dengan jumlah pasar permanen yang signifikan di Indonesia.
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan berada di peringkat keempat secara nasional dengan nilai tahun terakhir mencapai 439 Unit. Provinsi ini mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 10.77% dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan adanya tantangan dalam menjaga atau meningkatkan jumlah pasar permanen. Sulawesi Selatan menduduki peringkat pertama di pulau Sulawesi.
Bali
Bali menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 3.36% dengan nilai tahun terakhir mencapai 369 Unit. Meskipun berada di peringkat kelima secara nasional, pertumbuhan ini mengindikasikan adanya upaya pengembangan infrastruktur pasar di Bali. Pertumbuhan positif ini kontras dengan beberapa provinsi lain yang mengalami penurunan, menempatkannya di urutan pertama diantara provinsi-provinsi di kepulauan Nusa Tenggara dan Bali.