Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Oktober 2023, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara ASEAN setahun ke depan cukup cerah.
Dari 11 negara ASEAN, ada 8 negara yang pertumbuhan ekonominya diprediksi menguat pada 2024, sementara 3 negara pertumbuhannya stabil.
Negara ASEAN yang pertumbuhannya diproyeksikan menguat pada 2024 adalah Kamboja, Filipina, Vietnam, Malaysia, Thailand, Timor Leste, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Kemudian negara yang pertumbuhannya diramal stabil adalah Indonesia, Laos, dan Myanmar, dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
(Baca: IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global 2024, Apa Alasannya?)
Prospek ekonomi ASEAN ini tergolong baik dibanding kawasan lain. Pasalnya, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global justru akan melambat dari 3% pada 2023, menjadi 2,9% pada 2024.
Menurut IMF, ada sejumlah faktor yang berisiko menekan pertumbuhan ekonomi global, salah satunya gejolak harga komoditas.
"Harga komoditas bisa lebih fluktuatif jika terjadi ketegangan politik dan gangguan terkait perubahan iklim," kata IMF dalam laporannya.
"Harga minyak bumi sudah naik sekitar 25% karena pemangkasan pasokan dari OPEC+. Harga pangan masih tetap tinggi dengan meningkatnya eskalasi perang di Ukraina. Fragmentasi geoekonomi juga menyebabkan naiknya harga distribusi komoditas antarwilayah," lanjutnya.
IMF pun menyebut ada beberapa negara ASEAN yang bisa mempengaruhi harga komoditas mineral di pasar global, yakni Indonesia dan Filipina.
"Berdasarkan skenario net zero emisson, permintaan tembaga, nikel, kobalt, dan litium diproyeksikan akan meningkat pada 2030. Hal ini dapat menaikkan harga secara signifikan, karena skala penambangannya sulit ditambah, dan lokasi tambangnya sangat terkonsentrasi secara geografis," kata IMF.
"Misalnya, Chile dan Peru punya sekitar sepertiga tambang tembaga dunia, kemudian Indonesia dan Filipina memiliki sekitar separuh tambang tembaga nikel dunia," lanjutnya.
(Baca: Riset IMF, El Nino Bisa Gerus Pertumbuhan Ekonomi Indonesia)