Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Oktober 2023, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 3,5% pada 2022, menjadi 3% pada 2023, dan turun lagi jadi 2,9% pada 2024.
Adapun ramalan pertumbuhan tahun 2024 itu lebih rendah dibanding proyeksi sebelumnya. Dalam WEO edisi Juli 2023, IMF sempat memperkirakan pertumbuhan global tahun depan bisa mencapai 3%.
"Proyeksi terbaru untuk tahun 2024 menurun 0,1 poin persentase dibanding proyeksi kami pada bulan Juli. Angka pertumbuhan ini juga masih jauh di bawah rata-rata historis," kata IMF dalam laporannya.
IMF memaparkan ada sejumlah faktor yang berisiko menekan pertumbuhan ekonomi global. Risiko utamanya adalah krisis sektor real estat di Tiongkok.
"Krisis real estat di Tiongkok bisa semakin parah dan menjadi risiko penting bagi perekonomian global," kata IMF.
"Jika harga real estat turun terlalu cepat, neraca perbankan akan memburuk dan menimbulkan dampak finansial. Tapi jika harga real estat ditopang secara artifisial, akan berdampak pada terganggunya peluang investasi di sektor lain, pengurangan aktivitas konstruksi baru, dan turunnya penjualan," lanjutnya.
(Baca: Stok Berkurang, Harga Minyak Dunia Naik Sepanjang Kuartal III 2023)
Selain itu, gejolak harga komoditas juga berpotensi membebani pertumbuhan ekonomi global.
"Harga komoditas bisa lebih fluktuatif jika terjadi ketegangan politik dan gangguan terkait perubahan iklim," kata IMF.
"Harga minyak bumi sudah naik sekitar 25% karena pemangkasan pasokan dari OPEC+. Harga pangan masih tetap tinggi dengan meningkatnya eskalasi perang di Ukraina. Fragmentasi geoekonomi juga menyebabkan naiknya harga distribusi komoditas antarwilayah," lanjutnya.
IMF menilai gejolak harga komoditas itu bisa menaikkan laju inflasi, serta kian membebani negara-negara yang memiliki banyak utang.
Di tengah situasi ini, IMF pun mendorong negara-negara untuk menguatkan kerja sama.
"Semua negara harus berupaya membatasi fragmentasi geoekonomi yang menghambat kemajuan bersama," kata IMF.
"Negara-negara perlu berupaya memulihkan kepercayaan terhadap kerangka kerja sama multilateral berbasis aturan yang mengedepankan transparansi, kepastian kebijakan, dan mendorong kemakmuran global bersama-sama," katanya lagi.
(Baca: India Stop Ekspor Beras, Ini Negara yang Paling Rawan Terdampak)